Dan dakam 1 Korintus12, ketika Paulus membahas karunia-karunia rohani, dia mengkoordinir ketiga anggota ke-Allahan, "Ada rupa-rupa karunia, tetapi satu Roh". Dan ada rupa-rupa pelayanan, tetapi stau Tuhan. Dan ada berbagai-bagai perbuatan ajaib tetapi Allah adalah satu yang mengerjakan semuanya dalam semua orang (ay. 4-6).
Kepribadian Roh Kudus
Di samping ke-Allahan Roh Kudus penting bagi kita untuk memperhatikan kepribadian-Nya. Kita tidak berhadapan dengan kekuatan yang tak berkepribadian. Alkitab dengan jelas mengatakan bahwa Roh Kudus memiliki kepribadian dan memiliki semua sifat yang berkaitan dengan kepribadian.Â
Bukti pertama mengenai kepribadian Roh Kudus ialah pemakaian kata ganti maskulin ketika menyebut Dia.Â
Karena istilah itu netral (tidak mempunyai jenis kelamin), dan juga karena kata ganti harus selaras dengan yang ditunjuk oleh seperti jumlah, jenis kelamin dan sebagainya, maka dapat diharapkan bahwa penggunaan kata ganti yang netral itulah yang dipilih untuk melambangkan Roh Kudus.Â
Garis pembuktian yang kedua tentang kepribadian Roh Kudus ialah sejumlah ayat yang mengaitkan diri-Nya dan karya-Nya dalam satu atau lain cara dihubungkan secara erat dengan berbagai orang dan pekerjaan mereka.Â
Mengingat pernyataan Yesus yang menghubungkan kedatangan Roh Kudus dengan kepergian-Nya sendiri (Mis. 16:7), jelaslah bahwa Roh Kudus menggantikan kedudukan Yesus serta akan memainkan peranan yang sama. Kemiripan fungsi keduanya merupakan petunjuk bahwa Roh Kudus, sebagaimana halnya Yesus, haruslah merupakan seorang.
Fungsi lainnya yang juga dilakukan oleh Yesus maupun Roh Kudus, dan yang oleh sebab itu menunjuk kepada kepribadian-Nya ialah memuliakan anggota lain dari ke-Allahan.Â
Pengelompokkan yang paling menarik mengenai kepribadian Roh Kudus dan wakil-wakil manusia terdapat di ayat-ayat yang mengaitkan-Nya dengan Bapa dan Anak. Ayat yang terkenal adalah rumusan baptisan Mat. 28:19 dan doa berkat 2 Kor. 13:13. Contoh-contoh yang lain adalah Roma 15:16; 1 kor. 12:4-6; Efe. 3:14-17; dan 2 Tes. 2:13-14. Roh Kudus juga dikaitkan dengan Bapa dan Anak dalam berbagai peristiwa dari pelayanan Yesus.Â
Gabungan Roh Kudus dengan Bapa dan Anak dalam kejadian-kejadian ini menjadi petunjuk bahwa Ia berkepribadian seperti mereka. Sebenarnya, kenyataan bahwa Roh Kudus memiliki ciri-ciri pribadi tertentu merupakan petunjuk ketiga bagi kita tentang kepribadian-Nya.
 roh Kudus juga dapat dibuat terharu sebagaimana halnya setiap orang, sehingga dengan demikian menunjukkan sebagaimana yang dilakukan oleh Ananias dan Safira (Kis. 5:3-4). Yesus mengusulkan bahwa dosa ini lebih hebat dari pada menghujat Anak jelas merupakan dosa yang tidak dilakukan terhadap sesuatu yang tidak bersifat pribadi.