Mohon tunggu...
Radiman Siringoringo
Radiman Siringoringo Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - mahasiswa

saya seorang mahasiswa yang keseharian saya adalah menulis, dengan tujuan untuk menuangkan ide saya

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Makna Panggilan dan Penglihatan Nabi Yesaya

31 Januari 2023   17:14 Diperbarui: 31 Januari 2023   17:17 2039
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

             Selanjutnya dikatakan dalam matinya raja Uzia Yesaya melihat Allah.  Menarik untuk perhatikan bahwa Yesaya melihat Allah yang duduk di atas tahkta tinggi.Namun, yang menjadi pertanyaan apakah manusia bisa melihat Allah?  kata kerja yang dipakai  Pada bagian ini ialah yang berasal dari kata dasar yang artinya "penglihatan, pandangan dan pemikiran.[7]Apa yang Yesaya lakukan? Dia melukiskan "keadaan takhta itu dan ujung jubah-Nya yang meliputi bait suci".Ia melihat takhta-Nya yang menjulang tinggi, Tuhan adalah Maha Tinggi, menguasai langit dan bumi, dan kekudusannya meliputi bait Allah.Namun, ada perbedaan pandangan. Widyapranawa mengatakanmanusia tidak bisa melihat Allah, lalu tetap hidup( Kel 33:20-23). Di sisilain Watts, menyatakan bahwa Yesaya melihat Allah,dia melukiskan "keadaan tahta itu dan ujung jubah-Nya yang meliputi bait suci". Ia melihat takhta-Nya yang menjulang tinggi, Tuhan adalah maha Tinggi, menguasai langit dan bumi, dan kekudusannya meliputi bait Allah. Disisi lain ada yang membatah pandangan ini, memang orang Ibrani biasanya percaya bahwa melihat Tuhan berarti mati (Kej. 32:30; Kel 19:21; 20:19; 33:20; Ul 18:16) ini benar bahwa berbagai individu di injinkan untuk melihat-Nya. Penampilan ini memiliki tujuan yang berbeda, tetapi unsur dorongan dan konfirmasi sering terlibat (Kej. 9-13; 28:13-15; Kel 24:9-11) karena orang itu melihat Tuhan. Dalam hal ini penulis lebih setuju dengan pandangan kedua. Karena penggunaan 'Adonay', "Yang Berdaulat"sehinga  dia dimampukan untuk bertindak dengan cara yang yang diperlukan.[8] Kemudian dalam penglihatan Yesaya tidak hanya melihat Allah dia juga melihat para Serafim. Siapa Serafim ini? Itulah yang kita bahas di poin selanjutnya.

 

2. 1. 2.  Serafim berdiri di atas-Nya (Ay. 2)

 

                Pada bagian ini disebutkan bahwa Serafim berdiri sebelah atas-Nya.Siapakah Serafim yang berdiri di sebelah takhta-Nya?pada bagian ini mereka dipandang sebagai "roh yang menyala"( kata kerja saraph berarti "menyala"). Kata juga diterjemahkan " yang terbakar". Mungkin menunjukkan bahwa Serafim memiliki penampilan yang berapi-api.  Di terjemahan Alkitab lain   mengacu pada ular berbisa (Bil 21:6; Ul 8:15; Yes  14:29;30:6). [9]Dalam tradisi Mesir "Serafim" yaitu ular Kobra yang melindungi para dewa dan rajanya.[10]Di pihak lain Widyapranawa menyatakan munculnya Serafim pada zaman raja Uzia itu karena masuknya pengaruh-pengaruh dari kultus asing yang menimbulkan ide-ide tentang Serafim, yaitu golongan mahkluk aneh dan berapi-api yang mengelilingi tahkta Tuhan. Mungkin Raja Uzia memasukkan patung-patung Serafim di Bait Allah, bukan untuk disembah melainkan untuk menunjukkan kehadiran Tuhan dan kemuliaan-Nya yang mengatasi Serafim itu. Bentuknya memang tidak pernah jelas:  mempunyai tiga pasang sayap, mempunyai muka, kaki dan tubuh. Para Serafim itu berdiri di depan tahkta Tuhan yang mahakudus, maka ketiga pasang sayap mereka menutupi seluruh diri mereka. Mereka berdiri tegak di depan tahkta-Nya, siap untuk melanyani dan melaksakan apa yang diperintahkan kepada mereka. Dengan sepasang sayap yang melekat pada tubunya, mereka dengan cepat terbang melaksanakan perintah itu. Mereka siap segera melayani Yang Maha Kudus Israel dengan semangat yang menyala-nyala.[11]Diantaranya, memuji dan berseru kepada Allah.

 

2. 1. 3. Seruan Serafim (Ay. 3)

 

               Pada bagian ini Serafim yang disebutkan berseru seorang kepada yang lain. Menarik untuk kita perhatikan seruan-seruan Serafim pada (ay. 3). Penampilan tiga kali lipat kata "kudus" menarik perhatian pada kekudusan Tuhan. Dalam bahasa Ibrani, sebuah kata kadang-kadang diulang untuk penekanan.  Misalnya, dalam Yesaya 26:3 kata "damai" (Ibr. shalom)) diulang untuk menekankan tingkat keamanan yang Allah berikan kepada mereka yang percaya kepada-Nya. Pesan ini dapat diterjemahkan, "kamu akan menjaga yang sempurna {harafiah, "damai damai"} orang yang teguh dalam tujuan". [12] Pengulangan tiga kali lipat adalah cara yang sangat kuat untuk menekankan. Misalnya, dalam Hehezkiel 21:27 Tuhan mengumumkan bahwa Ia akan membuat Yerusalem "sebuah reruntuhan, reruntuhan, reruntuhan, yang berarti bahwa Ia akan membuat kota itu akan menjadi tumpukan puing-puing dan puing-puing. Yes 6:3 pengulangan kali tiga kali lipat  dari "kudus" menekankan bahwa Tuhan itu benar-benar kudus. Di pihak lain Motyer membantah pandangan ini. Dia mengatakan pengulangan tiga kali lipat kata "kudus" bukan menekankan kekudusan Allah. Namun, pengulangan itu menyatakan bahwa malaikat mengenal tiga oknum Allah.[13]Mungkin hal ini mengacu kepada Allah Tritunggal. Akan tetapi, penulis melihat pandangan ini kelihatan berspekulatif. Menarik diperhatikan seruan-seruan Serafim ini mempunyai dampak yang begitu luar biasa baik di dalam bait Allah, maupun pada Yesaya sendiri. Apa dampak seru-seruan Serafim ini?. Itulah yang kita bahas di poin selanjutnya.

 

2. 2. Dampak Penglihatan nabi Yesaya (Ay.4-5)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun