Mohon tunggu...
Radiman Siringoringo
Radiman Siringoringo Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - mahasiswa

saya seorang mahasiswa yang keseharian saya adalah menulis, dengan tujuan untuk menuangkan ide saya

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Dua Saksi Allah (Wahyu 11)

28 Januari 2023   21:02 Diperbarui: 28 Januari 2023   21:13 456
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

2. 6. Kenaikan dua saksi (12)

2. 7. Orang-orang memuliakan Allah (ay. 13)

2. 8. Satu celaka akan menyusul (ay. 14)

BAB III. Kesimpulan...................................................................................... 14

Daftar Pustaka..............................................................................................

BAB. II. PEMBAHASAN

Dalam perikop sebelumnya telah dibahas bagaimana Yohanes menggambarkan penglihatannya tentang malaikat yang bersumpah, "tidak ada penundaan lagi". Sebuah pernyataan yang berarti hari terakhir akan segera tiba. Sebuah ultimatum bahwa kesempatan untuk bertobat sudah selisai. Peristiwa yang paling mengerikan akan datang juga. Namun, dalam Wahyu pasal 11 ini, dapat dilihat malapetaka besar itu akan "sedikit ditunda".

2.1. Yohanes Diperintahkan Untuk mengukur Bait Suci Allah (Ay. 1-2)

Pada bagian ini disebutkan kemudian diberikanlah kepadaku sebatang buluh,,,,,. Menarik untuk diperhatikan, frasa ini dimulai dengan mengunakan kata "kemudian". Kata kemudian dalam bahasa aslinya iyalah yang artinya dan, kemudian.  Penggunaan kata ini menunjukkan adanya hubungan dengan ayat sebelumnya. Dimana pada ayat sebelumnya rasul Yohanes diperintahkan untuk bernubuat kepada bangsa dan kaum dan bahasa dan raja (pasal 10:11). 

Demikian juga R. C. H. Lenski mengatakan bahwa ayat ini berhubungan sangat erat dengan penglihatan pada 10:8-11[1]. Dalam penglihatan  Seseorang memberi Yohanes sebatang buluh  seperti tongkat pengkur rupanya. Frasa Sebatang buluh dalam bahasa aslinya ialah , yang artinya reed, Sebatang buluh pada bagian ini digambarkan sebagai "buluh  raksasa" yang ada di tanah Mediterania. Tumbuh di daerah rawa-rawa dan kadang-kadang bisa mencapai ketinggian dua belas hingga sampai 20 kaki[2].  Ia disuru untuk mengukur Bait Allah dan mezbah dan orang-orang yang menyembah di dalamnya. Kini pertanyaan timbul, apa makna mengukur pada bagian ini? 

J. Kistemaker mengatakan, mengukur pada bagian ini tidak bisa ditafsirkan secara harafiah, dia mengatakan mengukur pada bagian ini melambangkan pengetahuan dan pemeliharaan  Allah bagi umat-Nya[3]. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun