Mohon tunggu...
Ryanda Adiguna
Ryanda Adiguna Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Pernah jadi: - Paskibraka. - Pertukaran Pemuda. - Duta Wisata. - Penerima Beasiswa. - Pengajar Muda. "Menulislah, agar orang di masa yang akan datang tahu kalau kau pernah hidup di masa lalu"

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Tan Sri Puteh Ramlee, Seniman Hebat Keturunan Indonesia yang Pernah Dilupakan Malaysia

7 September 2011   05:49 Diperbarui: 28 Maret 2018   12:29 33862
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sesudah ia pergi, baru diagung-agungkan orang. Masa dia hidup, tak ada orang peduli." 

Mustafa AR, wartawan Malaysia yang juga dekat dengan P.Ramlee."Ini adalah kebiasaan manusia. Ketika seseorang masih hidup, ia tidak dipedulikan orang. Tetapi ketika ia telah meninggal, barulah orang sadar jika beliau telah menghasilkan sesuatu yang baik dan tak bisa dilupakan begitu saja, bahkan bisa diingat terus sepanjang sejarah." 

Sehingga gelar Tan Sri yang beliau dapat setelah meninggal, dianggap terlambat. Walau bagaimanapun, beliau adalah bintang besar yang saya yakin film dan karyanya masih akan terus dikenang dan didengar orang hingga bertahun-tahun yang akan datang. Rasanya kita boleh sepakat jika beliau tidak tergantikan. Seperti salah satu judul lagu yang dibuatnya, "dimanakan kucari ganti" orang seperti Tan Sri Puteh Ramlee.

 

Film Dokumenter dari History TV.

Untuk lebih lengkapnya film dokumenter tentang P.Ramlee dapat ditonton di sini. Mari lupakan kisah sedih di ujung hidup beliau. Jika ingin melihat film-filmnya dapat dilihat di link ini. 1. Pendekar Bujang Lapok 2. Seniman Bujang Lapok 3. Ali Baba Bujang Lapok 4. Madu Tiga 5. Nujum Pak Belalang 6. Dan lain-lain nya banyak di unggah di youtube.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun