Film ini cukup familiar bagi saya karena dulu pernah menonton film ini. Perkenalan saya dengan film P. Ramlee terjadi pada awal tahun 2001 ketika saya pergi melancong ke Malaysia. Mungkin lebih tepatnya berkunjung, ke rumah salah satu kakak mama saya yang telah menjadi warga negara Malaysia.Â
Pada saat itu, sedang berada di rumah mak tuo saya dan menonton salah satu TV lokal Malaysia yang menayangkan film bujang lapok. Saya meyakini bahwa film yang saya tonton di youtube beberapa hari yang lalu adalah film yang sama persis dengan film yang saya tonton pada tahun 2001 itu. Salah satu dialog yang saya ingat adalah jampi yang dibacakan para bujang lapok itu. "Hei mambang tanah, mambang air, mambang api, mambang angin... berdampinglah denganku wahai si mambang".
Saya ingat kata "mambang" karena wakil gubernur di provinsi ku juga bernama Mambang Mit. Jampi si Mambang. Â
Film itu adalah gabungan film komedi dan film musikal. Pernah saya membaca tentang susahnya membuat film musikal dan juga film komedi, karena mengharuskan pemerannya bisa berakting, bernyanyi, dan melawak.Â
Pemerannya harus memiliki kemampuan akting dan benyanyi yang sama baiknya. Setelah selesai menonton, saya menyimpulkan bahwa "otak" dari kualitas film tersebut adalah P. Ramlee.
- - - - - - - -Â
Di hari yang sama setelah saya menonton youtube, saya menonton salah satu saluran di TV berlangganan di rumah saya, History Channel. Saluran ini menayangkan sejarah dari sesuatu atau seseorang, dan pada hari itu adalah sejarah hidup P. Ramlee yang ditayangkan.Â
Diceritakan dengan sangat baik, mulai dari awal kelahiran beliau di Penang, perkenalan dengan musik ketika masuk latihan militer dan berlatih musik dengan tentara Jepang ketika dipaksa berlatih dengan tentara Jepang pada perang dunia 2 (1941-1945). Setelah berakhirnya perang dunia 2 dan kekalahan Jepang, P. Ramlee kembali ke Penang.Â
Saat di Penang, ia bertemu dengan salah satu sutradara film dari Shaw Studio Singapura. Kemudian si sutradara mengundang P. Ramlee dan temannya untuk audisi di Shaw Studio Singapura sebagai musisi di studio itu.Â
Si sutradara juga memberikan 2 tiket kereta api ke Singapura. Sehingga perjalanan itulah yang menjadi awal mula karir P.Ramlee memasuki industri film, melalui Shaw Studio di Singapura.Â
Pada pagi itu tanggal 8 Agustus 1948, bertepatan dengan idul fitri, berangkatlah ia beserta temannya. Mereka merayakan hari raya idul fitri di dalam kereta api. P Ramlee dan sahabatnya Sukardi, pergi dari Penang ke Singapura menggunakan kereta api yang tiketnya diberikan sutradara tadi.Â