Mohon tunggu...
Radhiyah Radhiyah
Radhiyah Radhiyah Mohon Tunggu... Guru - Guru

guru yang senantiasa belajar

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Islamisasi Ilmu, Ilmuisasi Islam dan Integrasi Ilmu

8 Desember 2022   10:02 Diperbarui: 9 Desember 2022   08:36 3198
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

ISLAMISASI ILMU, ILMUISASI ISLAM

DAN INTEGRASI ILMU

Oleh:      

RADHIYAH 

 

PENDAHULUAN          

Allah SWT memerintahkan kepada seluruh ummat manusia untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dengan cara mengembangkan pemikiran pemikiran tentang seluruh yang ada di jagat raya ini melalui proses berpikir, mengamati, dan meneliti alam semesta. Al-Qurn menantang manusia untuk meneliti alam semesta hingga sekecil-kecilnya. Dalam Al-qur'an surah al-Ghasiyah, (88): 17-20 Allah Berfirman;

"Tidakkah mereka perhatikan bagaimana unta diciptakan, langit ditinggikan, gunung ditegakkan dan bumi dihamparkan". Ayat-ayat tersebut jika diresapi maknanya secara mendalam, sebenarnya merupakan perintah dan anjuran mengggali ilmu pengetahuan seluas-luasnya dengan melakukan riset terhadap alam semesta. Persoalannya adalah, bahwa selama ini para ilmuan seperti; ahli biologi, kimia, fisika, sosiologi, psikologi dan seterusnya, dalam mengembangkan dan meneliti alam semesta belum mengacu kepada ayat-ayat al-Qur'an. Sementara kebanyakan para ulama yang menekuni al-Qurn dan Hadits berhenti pada kajian teks saja, belum sampai pada konteks yang melahirkan semangat untuk meneliti alam semesta ciptaan Allah secara ilmiah sebagaimana yang dipesan al-Qurn.

Setelah munculnya filsafat sains modern pada abad ke 17 dan 18  yang mengusung 3 landasan filosofisnya yang memandang ilmu pengetahuan sebagai filsafat positivism, materialism dan pragmatism yang menggeser dominasi agama dan mengantikannya dengan sains modern yang menegaskan sekulerisme sebagai dasar sains modern. Hal ini terutama sekali terjadi penyangkalan filsafat positivism terhadap metafisika yang ingin menyingkirkan Tuhan dan etika kerja dalam ilmu pengetahuan. Meskipun kemajuan dari sains modern mampu menciptakan teknologi bagi kehidupan manusia namun filsafat ini tidak mampu menjawab persoalan persoalan non saintifik seperti makna kehidupan dan juga eksistensi Tuhan.

Berbagai sikap dari Ilmuan Muslim mulai muncul dan melahirkan pemikiran sains Islam sebagai dasar nilai nilai yang universail agama (Islam) dengan mengintegrasikan ilmu pengetahuan dan sains Islam tanpa adanya pengabaian atau penolakan pada capaian capain sain modern. Sejak abad pertengahan sejarah Islam sampai saat ini muncul pengelompokan disiplin ilmu agama dan ilmu umum yang secara implicit menunjukkan adanya dikotomi ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan yang dikaji dari al Qur'an dan hadits dipahami sebagai ilmu pengetahuan Islam, di sisi lain, ilmu yang dikaji/bersumber dari alam dipahami sebagai ilmu pengetahuan umum.

Jika pemisahan antara ilmu pengetahuan (sains Modern dangan sains Islam berlangsung terus-menerus akan berdampak negative bagi kehidupan manusia, dimana ilmu pengetahuan umum menjadi sekuler (bebas nilai). Sementara sains Islam dianggap hal yang tidak menguntungkan dan sia sia karena memikirkan yang tidak nyata secara empiris bagi perkembangan sains modern. Kondisi seperti inilah memotivasi para cendekiawan muslim berusaha mengintegrasikan antara keduanya. Langkah-langkah yang ditawarkan antara lain adalah: Islamisasi dan Integrasi Ilmu dengan menjadikan al Qur'an dan Sunnah sebagai sumber pengetahuan yang memiliki hubungan yang terikat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun