Mohon tunggu...
Radhiyah Radhiyah
Radhiyah Radhiyah Mohon Tunggu... Guru - Guru

guru yang senantiasa belajar

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Hadits tentang Pendidikan Akhlak terhadap Sesama

11 November 2022   21:38 Diperbarui: 11 November 2022   21:43 836
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Makna Muradif

 

Makna Muradif ialah beberapa lafadh yang menunjukkan satu arti. Misalnya lafadhnya banyak, sedang artinya dalam peribahasa Indonesia hanya satu, sering juga disebut dengan sinonim. Berikut merupakan muradif dari kata akhlak menurut Bahasa.

 Menurut Muhammad bin Ahmad al-Azhariy kata Akhlak () adalah bentuk jamak dari kata khuluq (). Yang bermakna "din"(agama), dan al-khuluq yang bermakna muru'ah (sifat yang dimiliki oleh manusia). Sama halnya dengan 'Iyadh bin Musa bin 'Iyadh, Masyriqal-Anwr 'AlShihhal-tsr yang mengutip perkataan Ibnu al-'Arabi; makna dari kata alkhuluq () adalah ad-dn, al-muru'ah.". sementara Ibn Manzhur dalam Lisnal-'Arab memaknai "Al-Khuluq"ad-din (agama), tabi'at dan watak alami".[4] 

 Pendapat lain menjelaskan bahwa akhlak berasal dari kata khuluq yaitu "gerakan dan sikap lahiriyah"yang dapat diketahui dengan indera melihat yang juga berasal dari khuluq yaitu "perangai dan sikap mental"yang diketahui dengan bashirah (mata hati). Ahli bahasa Arab juga sering menyamakan arti akhlak dengan istilah assajiyyah, at-thab'u, al-'adatu, ad-dinu, al-muru'atu yang semuanya diartikan dengan akhlak, watak, kesopanan, perangai, kebiasaan dan sebagainya.[5] 

 Sementara Secara kamus bahasa arab, kata dasar () al-akhlak adalah () khalaqa yang mempunyai arti menciptakan, menjadikan, membuat. Akhlak berbentuk jamak taksir dalam Bahasa Arab dari kata khuluq yang berarti tabiat atau budi pekerti. Dari kata dasar (khalaqa) memiliki makna "menciptakan"memiliki kata sadar yang sama dengan kata khaliq (pencipta), makhluq (yang diciptakan) dan khalaq (penciptaan). Dari persamaan kata dasar tersebut mengindikasikan bahwa akhlak mencakup terbentuknya keselarasan sang Khaliq (Tuhan) dengan tabiat makhluq (manusia).

 Al Allamah Syaikh Taqiyuddin An Nabhani dalam kitabnya Nidzam al Islam menjelaskan," bahwa Dalam Ajaran Agama Islam yang diturunkan Allah Subhanallahu wa Ta'ala kepada Nabi Muhammad shallallhu 'alayhi wasallam, adalah untuk mengatur hubungan manusia dengan Khaliq-nya, dengan dirinya sendiri, dan dengan sesama makhluk atau hubungan sosialnya.

 Hubungan manusia dengan pencipta-nya mencakup aqidah kepercayaan, penyerahan diri dan dalam bentuk ibadah ibadah yang dapat mendekatkan diri dengan sang Khaliq. Adapun hubungan manusia terhadap dirinya mencakup bagaimana seseorang menjaga akhlaknya dalam hal, makanan/minuman dan pakaian, Sedangkan akhlak manusia dengan sesamanya mencakup kegiatan jual beli, transaksi dalam hubungan sosial, berkolaborasi, memuliakan dan menghargai sesame manusia dan dalam kedudukan hukum dan sanksi sanksi. Misalnya bagaimana hukum mengatur hewan ternak yang dipelihara secara bebas memasuki lahan orang lain dan pemeliharaan fasilitas umum.

Oleh karena itu, akhlak merupakan bagian dari syari'at Islam, berakhlak terikat dengan perintah dan larangan Allah. Oleh karenanya ketika seorang muslim marah dan melaknat para pemghina Rasulullah, bukan berarti ia bersikap berlebihan, namun memang seharusnya begitu, karena syariat menunjukan kepada siapa kaum muslimin bersikap keras dan kepada siapa kaum muslimin harus bersikap lemah lembut.[6]

Beberapa ulama memberikan definisi mengenai akhlak. Akhlak menurut Al-Ghazali adalah sesuatu yang terpendam dalam jiwa yang menimbulkan tindakan yang mudah dan ringan untuk dilakukan, dan tidak memerlukan pemikiran dan pertimbangan yang panjang. Sedangkan Al-Qurthubi berkata, Akhlak adalah sifat manusia dalam bergaul dengan sesamanya, ada yang terpuji dan ada yang tercela.[7]

Dari uraian makna diatas dapat disimpulkan bahwa "Akhlak"adalah petunjuk bagi umat manusia bagaimana Sang pencipta, manusia dan alam semesta. Ruang lingkup akhlak lebih luas daripada etika dan moral. Landasan pendidikan akhlak dalam Islam didasari pada berdasar pada Alquran dan Sunnah, sementara landasan bagi etika berdasarkan pada akal pikiran dan landasan moral berdasar pada adat kebiasaan yang berlaku dalam sebuah masyarakat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun