Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan mengembangkan strategi penguatan masyarakat pesisir di Kabupaten Kepulauan Meranti. Analisis SWOT adalah metode yang paling penting. Analisis SWOT digunakan untuk mengevaluasi faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi pemberdayaan. Potensi wilayah pesisir terdiri dari  perikanan dan pertanian. Wilayah ini mempunyai potensi perikanan yang besar dan antusiasme untuk menangkap ikan sangat tinggi.
Pendahuluan
 Pembangunan perkotaan memiliki visi untuk memperkuat manusia dan masyarakat dalam arti luas. Kemandirian merupakan sumber  kehidupan  abadi dan  modal terpenting suatu masyarakat untuk mengembangkan dan mempertahankan dirinya di antara komunitas lain. Pemberdayaan merupakan sebuah proses sekaligus hasil dari proses tersebut. Pemberdayaan diwujudkan sebagai redistribusi kekuasaan antar wilayah, kelas, ras, gender, dan individu.
 Pemberdayaan ekonomi masyarakat dianggap penting untuk mencapai struktur ekonomi yang seimbang, maju dan berkeadilan. Memperluas dan mengembangkan kemampuan bisnis komunitas untuk menjadi bisnis yang tangguh dan mandiri. Memperkuat peran masyarakat dalam pembangunan daerah, penciptaan lapangan kerja, pemerataan pendapatan, pertumbuhan ekonomi dan pengentasan kemiskinan masyarakat.
 Upaya pemberdayaan ekonomi yang telah ditempuh adalah untuk lebih memberdayakan usaha masyarakat agar lebih efisien, produktif dan berdaya saing, yaitu dengan menciptakan iklim berusaha yang kondusif dan peluang usaha yang seluas-luasnya. Di dalam rangka pembinaan usaha masyarakat perlu dikembangkan hubungan kemitraan dalam bentuk keterkaitan usaha yang saling menunjang dan menguntungkan antara usaha besar, menengah dan kecil serta koperasi dalam rangka memperkuat struktur ekonomi.
 Pengembangan masyarakat merupakan aktivitas pembangunan yang berorientasi pada kerakyatan dengan syarat menyentuh aspek-aspek keadilan, keseimbangan sumberdaya alam, partisipasi masyarakat, dan jika memungkinkan berdasarkan prakarsa komunitas. Selanjutnya Dharmawan (2006) mengungkapkan bahwa pengembangan masyarakat merupakan suatu perubahan yang terencana dan relevan dengan persoalan-persoalan lokal yang dihadapi oleh para anggota komunitas yang dilaksanakan secara khas dengan cara-cara yang sesuai dengan kapasitas, norma, nilai, persepsi dan keyakinan anggota komunitas setempat, dimana prinsip-prinsip resident participation dijunjung tinggi.Â
 Prinsip-prinsip pengembangan masyarakat meliputi pembangunan terpadu, melawan ketidakberdayaan struktural, Hak Asasi Manusia (HAM), keberlanjutan, pemberdayaan, kaitan masalah pribadi dan politis, kepemilikan oleh komunitas, kemandirian, ketidaktergantungan pada pemerintah, keterkaitan, tujuan jangka pendek dan visi jangka panjang, pembangunan yang bersifat organik, kecepatan pembangunan, keahlian dari luar, pembangunan komunitas, kaitan proses dan hasil, intergritas proses, tanpa kekerasan, keinklusifan, konsensus, kerjasama, partisipasi, dan perumusan tujuan (Gunardi et al., 2006).
 Pemberdayaan masyarakat selain merupakan proses pengaliran daya antara pihak penguasa kepada yang dikuasai juga meliputi penguatan pada pranata-pranatanya. Dalam rangka pembangunan nasional upaya pembangunan masyarakat dapat dilihat dari beberapa sudut pandang. Pertama, penciptaan suasana atau iklim yang memungkinkan masyarakat berkembang. Kedua, peningkatan kemampuan masyarakat dalam membangun melalui berbagai bantuan dana, pelatihan, pembangunan prasarana dan sarana baik fisik maupun sosial, serta pengembangan kelembagaan di daerah. Ketiga, perlindungan struktur sosial masyarakat dalam sistem sosial menjadi faktor terpenting dalam melaksanakan pemberdayaan masyarakat, termasuk di dalamnya sistem ekonomi dan politik (Teguh, 2004).
METODE ANALISIS
 Pemberdayaan ekonomi masyarakat di Kabupaten Kepulauan Meranti  merupakan  peluang  sekaligus dilema dalam meningkatkan perekonomian lokal dan kesejahteraan masyarakat. Potensi ekonomi  masyarakat di Kabupaten Kepulauan Meranti relatif besar dan beragam, sehingga pengelolaannya dibatasi oleh rendahnya akses terhadap fasilitas wisata, kurangnya infrastruktur pendukung, permasalahan pengelolaan usaha, dukungan dana yang kurang memadai, dan pola yang ada arah kegiatan sosial ekonomi  atau sebagian besar masih berorientasi pada pemenuhan  kehidupan sehari-hari.
 Potensi pemberdayaan ekonomi masyarakat di Kabupaten Kepulauan Meranti dilaksanakan pada 9 kecamatan. Daerah Penetapan keseluruhan kecamatan sebagai daerah penelitian dilakukan dengan mempertimbangkan karakterisktik wilayah secara geografis. Pertimbangan lain yang juga digunakan ialah jumlah unit usaha masyarakat, sumbangan dalam pembentukan PDRB dan kesempatan kerja, serta kebijakan pemerintah daerah.
 Konsep pemberdayaan masyarakat dan penanggulangan kemiskinan masyarakat nelayan secara umum akan dipengaruhi oleh lingkungan internal maupun eksternal, yang dapat menentukan tingkat keberhasilan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Untuk lingkungan internal secara sinergis akan menentukan kekuatan (strengths) dan kelemahan (weakness), kemudian lingkungan eksternal secara sinergis akan menentukan peluang (opportunities) dan ancaman (threats) yang akan dihadapi masyarakat nelayan Kabupaten Kepulauan Meranti.
Kekuatan
Kelemahan
Internal
Potensi sumberdaya perikanan tangkap yang besar
Semangat kerja tinggi tegar dalam mengahadapi kesulitan hidup
Keterampilan dan penguasaan teknologi masih kurang
Jiwa enterpreuneur rendah
Tingkat pendidikan rata-rata rendah
Posisi tawar terhadap pedagang pengepul rendah
Peluang
Ancaman
Eksternal
Permintaan hasil produksi ikan tinggi
Tersedianya fasilitas kredit bagi nelayan
Lokasi penangkapan (fishing ground) dekat dan luas
Tenaga kerja murah
Kualitas perairan yang cukup baik
Kerusakan ekosistem laut akibat penangkapan destruktif
Harga pasar ditentukan oleh pihak toke
Harga BBM tinggi
Penangkapan ikan tergantung musim
Hasil produksi berfluktuasi
Sumber: Hasil Analisis SWOT, 2012
 Hasil analisis situasi dengan pendekatan komprehensif dari berbagai  aspek yang memberikan dampak signifikan terhadap penguatan komunitas nelayan di Kabupaten Kepulauan Meranti antara lain faktor lingkungan internal (kekuatan dan kelemahan) dan faktor strategis eksternal  (peluang  dan ancaman). Berdasarkan hasil survei, teridentifikasi kekuatan dan kelemahan, serta peluang dan ancaman dari lingkungan masyarakat nelayan, seperti ditunjukkan pada Tabel 1.
 Perumusan strategi pemberdayaan masyarakat nelayan di Kabupaten Kepulauan Meranti dilakukan dengan menggunakan analisis SWOT dengan berdasarkan pada faktor-faktor lingkungan stategis. Alternatif-alternatif strategi yang merupakan rumusan rencana strategi (renstra) pemberdayaan masyarakat untuk penanggulangan kemiskinan Kabupaten Kepulauan Meranti , hasil generating dari matriks SWOT disampaikan pada Tabel 2.
Tabel 2: Strategi Pemberdayaan Masyarakat Nelayan Di Kabupaten Kepulauan Meranti
SO
WO
Sosialisasi fasilitas kredit yang lebih intensif terhadap nelayan
Intervensi pasar (membuka peluang pasar) oleh pemerintah dan Instansi terkait
Pengenalan teknologi tepat guna kepada nelayan
Pengembangan diversifikasi usaha pengolahan ikan
ST
WT
Mengintensifkan pengamanan laut oleh aparat keamanan
Deregulasi distribusi BBM khusus untuk nelayan
Subsidi harga BBM bagi nelayan
Regulasi untuk mencegah penangkapan ikan destruktif melalui aturan adat
Sumber: Hasil Analisis SWOT, 2012
 Hasil analisis strategi pemberdayaan masyarakat nelayan, dapat terumuskan strategi pemberdayaan masyarakat nelayan. Kemudian dirumuskan beberapa program strategis untuk penanggulan kemiskinan, yaitu:
1) peningkatan peran kelambagaan
2) peningkatan produktivitas nelayan
3) konservasi sumberdaya ikan.
 Rancangan program strategi ini kemudian dibuatkan matriks berganda yang mengacu pada tabel skala angka dan kemudian direspon oleh responden. Hasil penilaian masing-masing stakeholder ternyata memiliki pilihan prioritas program yang berbeda, seperti prioritas program dari pemerintah berbeda dengan prioritas program dari LSM maupun dari akademisi. Begitu juga sebaliknya, antara LSM dengan akademisi maupun pemerintah memiliki prioritas program yang berbeda.
 Setelah dilakukan analisis dengan SWOT hasilnya menunjukkan bahwa komponen peningkatan produktivitas nelayan memiliki nilai bobot paling tinggi dalam pemilihan alternatif program strategi pemberdayaan masyarakat nelayan di Kabupaten Kepulauan Meranti, tujuan penyusunan potensi dan strategi pemberdayaan ekonomi masyarakat di Kabupaten Kepulauan Meranti adalah untuk menggagas strategi utama dan program kerja yang perlu diambil untuk meningkatkan ekonomi masyarakat di Kabupaten Kepulauan Meranti.
Tabel 3: Rencana Kegiatan Berdasarkan Bobot Dan Prioritas Program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat
Program
Kegiatan
Peningkatan Produktivitas Nelayan
- Memfasilitasi kredit kepemilikan kapal bagi buruh nelayan
- Membuka tabungan khusus untuk buruh nelayan
- Mendorong peran lembaga keuangan mikro dan koperasi
Peningkatan Peran Kelembagaan Lokal
- Membentuk kelompok usaha bersama bagi istri nelayan dan pendampingnya
- Memberikan pelatihan diversifikasi usaha pengolahan ikan
 Sumber: Hasil Analisis SWOT,2012
 Rencana strategi ini, didasarkan pada kenyataan bahwa Kabupaten Kepulauan Meranti memiliki sumberdaya pesisir dan laut yang cukup besar. Salah satu kunci keberhasilan dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat Kabupaten Kepulauan Meranti adalah partisipasi aktif dan dukungan penuh dari semua stakeholders yang sumber kehidupannya secara langsung bergantung pada hasil laut. Masyarakat Kabupaten Kepulauan Meranti adalah partisipasi aktif dan dukungan penuh dari semua stakeholders yang sumber kehidupannya secara langsung bergantung pada hasil laut.
Prioritas Strategi dan Penjabaran Program
 Dari semua komponen dalam faktor SWOT yang telah diidentifikasi, program strategi berdasarkan hasil generating dari matriks SWOT adalah sebagai berikut:
a. strategi SO (kekuatan-peluang) meliputi program sosialisasi fasilitas kredit yang lebih intensif terhadap nelayan dan program intervensi pasar (membuka peluang pasar) oleh pemerintah
b. strategi WO (kelemahan-peluang) meliputi program pengenalan teknologi tepat guna kepada nelayan, dan program pengembangan diversifikasi usaha pengolahan ikan
c. strategi ST (kekuatan-ancaman) meliputi program pengintensifan pengamanan laut oleh aparat keamanan, dan program deregulasi distribusi bahan bakar bakar minyak (BBM) khusus nelayan
d. strategi WT (kelemahan-ancaman) meliputi program subsidi harga bahan bakar minyak (BBM) bagi nelayan dan program pembuatan regulasi untuk mencegah penangkapan ikan deskruktif melalui aturan adat
 Hasil analisis SWOT menunjukkan bahwa komponen kekuatan (S) memiliki nilai bobot paling tinggi dalam penentuan strategi pemberdayaan masyarakat nelayan, kemudian diikuti oleh komponen peluang (O), kelemahan (W), dan ancaman (T).
 Faktor internal strategi pemberdayaan masyarakat nelayan didominasi oleh komponen kekuatan, sedangkan faktor eksternal yang dominan adalah komponen ancaman. Besarnya faktor kekuatan dan ancaman dibandingkan dengan kelemahan dan peluang dalam strategi pemberdayaan masyarakat nelayan merupakan suatu indikator keberhasilan dalam pemberdayaan masyarakat nelayan di Kabupaten Kepulauan Meranti.
Dari komponen strengths, faktor-faktor yang menentukan dalam strategi pemberdayaan masyarakat nelayan Kabupaten Kepulauan Meranti yaitu:
a. semangat kekeluargaan tinggi
b. semangat kerja yang tinggi
c. kuat menghadapi kesulitan hidup.
 Berdasarkan hasil analisis faktor-faktor kekuatan tersebut, ternyata bahwa faktor semangat kerja yang tinggi merupakan faktor kekuatan utama dalam strategi pemberdayaan masyarakat nelayan Kabupaten Kepulauan Meranti . Semangat kerja yang tinggi dalam mengelola potensi sumberdaya perairan merupakan modal utama yang sangat potensial untuk dikembangkan. Dengan demikian, faktor ini diharapkan dapat dimaksimalkan, melihat masih luasnya potensi yang tersedia untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat nelayan Kabupaten Kepulauan Meranti dimasa yang akan datang.
 Hasil analisis komponen kelemahan faktor-faktor yang menentukan dalam strategi pemberdayaan masyarakat Kabupaten Kepulauan Meranti adalah
1) keterampilan dan penguasaan teknologi masih kurang
2) jiwa enterpreneur rendah
3) tingkat pendidikan rata-rata rendah
4) posisi tawar terhadap pedagang pengepul rendah.
 Berdasarkan hasil analisis peringkat faktor-faktor kelemahan di atas, ternyata bahwa
1) keterampilan dan penguasaan teknologi masih kurang
2) jiwa enterpreneur rendah
3) tingkat pendidikan rata-rata rendah
4) posisi tawar terhadap pedagang pengepul rendah merupakan faktor kelemahan yang mendasar
 Hasil analisis komponen peluang atau oportunities, faktor-faktor yang menentukan dalam strategi pemberdayaan masyarakat nelayan Kabupaten Kepulauan Meranti yaitu
1) permintaan hasil produksi ikan tinggi
2) tersedianya fasilitas kredit bagi nelayan
3) lokasi penangkapan (fishing ground) dekat dan luas
4) tenaga kerja murah dan
5) kualitas perairan yang cukup baik.
 Berdasarkan hasil analisis peringkat faktor-faktor peluang di atas, diketahui bahwa faktor tenaga kerja yang murah merupakan faktor yang paling penting untuk dioptimalkan, sebagai peluang pemberdayaan masyarakat nelayan Kabupaten Kepulauan Meranti.
 Berdasarkan hasil pengolahan data di atas, menunjukkan bahwa komponen SWOT yang paling rendah bobotnya adalah adalah komponen peluang (opportunity). Komponen threats faktor-faktor yang menentukan strategi pengembangan kelembagaan lumbung pangan masyarakat adalah
1) kerusakan ekosistem laut akibat penangkapan destruktif
2) harga pasar ditentukan oleh pihak pengumpul
3) harga BBM tinggi
4) penangkapan ikan tergantung pada musim dan
5) hasil produksi berfluktuasi
 Berdasarkan hasil analisis peringkat faktor-faktor ancaman tersebut, Kerusakan ekosistem laut akibat penangkapan destruktif merupakan faktor ancaman yang serius dalam pemberdayaan masyarakat nelayan di Kabupaten Kepulauan Meranti. Hasil analisis SWOT menunjukkan bahwa komponen peningkatan produktivitas nelayan memiliki nilai bobot paling tinggi dalam pemilihan alternatif program pemberdayaan masyarakat nelayan di Kabupaten Kepulauan Meranti , kemudian diikuti oleh komponen peningkatan peran kelembagaan lokal.
 Dari semua faktor SWOT yang telah diidentifikasi, faktor yang paling tinggi prioritasnya dalam strategi pemberdayaan masyarakat nelayan. Dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat nelayan Kabupaten Kepulauan Meranti berturut-turut adalah
1) peningkatan produktivitas nelayan
2) peningkatan peran kelembagaan lokal
3) konservasi sumberdaya ikan
 Hasil analisis SWOT menunjukkan bahwa komponen peningkatan produktivitas nelayan memiliki nilai bobot paling tinggi dalam pemilihan alternatif program pemberdayaan masyarakat nelayan di Kabupaten Kepulauan Meranti , kemudian diikuti oleh komponen peningkatan peran kelembagaan lokal.
Kesimpulan
 Kabupaten Kepulauan Meranti sebagai kabupaten baru mengalami pertumbuhan penduduk usia produktif yang relatif tinggi, di mana penduduknya sebahagian besar bermukim di perdesaan dan wilayah pesisir. Masyarakat menggantungkan hidupnya di sekitar sektor perikanan.
 Masyarakat di Kabupaten Kepulauan Meranti memiliki minat dan semangat berwirausaha yang oleh didorong dengan kebutuhan dan biaya hidup yang semakin tinggi. Minat dan semangat berwirausaha ditunjukan dengan partisipasi masyarakat dalam kegiatan usaha mikro kecil dan menengah.
Saran
 Perlu memperluas peluang di bidang budidaya laut, wisata bahari dan usaha perikanan lainnya. Kedepannya lembaga keuangan mikro di pedesaan pesisir dapat menjadi motor penggerak pemberdayaan ekonomi masyarakat di Meranti.perlu adanya kebijakan pemerintah daerah yag kuat terhadap pengembangan dan pemberdayaan ekonomi masyarakat, seperti dukungan terhadap program ekonomi desa, penyediaan dana pendampingan program dan peningkatan infrastruktur penunjang usaha ekonomi masyarakat.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI