Mohon tunggu...
Syifa Adila Tsarwat Muzzaki
Syifa Adila Tsarwat Muzzaki Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Sedang banyak pikiran. Tunggu pemberitahuan lebih lanjut

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Kembali Ke Pangkuan

12 November 2021   22:22 Diperbarui: 12 November 2021   22:27 417
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

“Tidak seberapa penderitaanmu, aku ada disini karena diasingkan. Lebih tidak manusiawi kan? Ibuku melahirkanku dengan taruhan nyawa, mereka sekarang malah mengasingkan aku. Tapi jangan khawatir. Aku bisa merasakan semangatmu, jangan pernah menyerah Toto. Apalagi untuk tanah kelahiranmu. Jangan sampai kolonial itu mengambil semuanya. Karena mereka akan melakukan segala cara untuk mendapatkan apa yang mereka mau. Berjuanglah.”

November, 1946

Setelah mendekam didalam jeruji besi, Taito pun kembali menghirup udara bebas, begitu juga dengan semangatnya yang terus membara. Tekadnya tidak pernah berubah, ia tetap ingin membebaskan tanah kelahirannya dari nakalnya kolonial. Sekarang yang taito lakukan adalah mendirikan PKII.
Ide, gagasan, rencana, dan tujuan kedepannya Taito tuangkan dalam badan yang ia dirikan. Tidak sendirian, Taito dibantu oleh teman-teman yang sepemikiran dengannya. Tidak bertahan lama, apa boleh buat, belum habis penderitannya, Taito kembali di tahan.

“Apa kamu sudah makan? Makanan di dalam bui memang tidak sedap. Tapi kamu tetap harus makan. Lihat tubuhmu kering kerontang seperti kurang gizi. Cepat makan dulu” Elliah memecahkan lamunan Taito.

“Tidak usah kamu habiskan waktumu untuk mengurusi aku. Perhatikan saja hidupmu. Aku mati kelaparan pun bukan ursanmu nona”

“Kamu ini gila atau apa? Buka mulutmu cepat biar aku suapi.” Suapan demi suapan berhasil mendarat dalam mulut Taito.

“Terima kasih, siapa namamu? Dan mana sayapmu?” Menatap Elliah dengan tatapan kosong.

“Aku bukan burung cendrawasih. Aku Elliah. Bangun dan sadarlah” Memberikan tamparan kecil di wajah Taito.

“Maaf, terlalu banyak yang memenuhi isi kepalaku. Tapi kamu tetap yang termanis nona.”

“Beban apa yang sedang kamu tanggung? Aku akan menjadi pendengar yang baik, tenang saja.” Menepuk pundak Toto

“Aku dijebloskan kedalam sini karena mendirikan partai. Sebelumnya juga aku sempat di bui karena merencanakan pemberontakan. Malang sekali kan nasibku? Padahal yang aku inginkan hanyalah kebebasan untuk tanah kelahiranku. Mudahkan?”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun