Mohon tunggu...
Syifa Adila Tsarwat Muzzaki
Syifa Adila Tsarwat Muzzaki Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Sedang banyak pikiran. Tunggu pemberitahuan lebih lanjut

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Kembali Ke Pangkuan

12 November 2021   22:22 Diperbarui: 12 November 2021   22:27 417
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Hari demi hari di lalui Taito dengan segudang kebencian yang memenuhi isi kepalanya. Dari sudut kamar sel nya dia melihat lelaki berkulit putih dengan tubuh yang menjulang tinggi. Tidak salah lagi, itu Basten teman baiknya. Toto tidak mungkin melupakan bekas jahitan di tulang pipi Basten yang cukup akrab.

“Basten, kau ingat aku? Toto teman mu” Lambaian tangannya menerobos sela-sela besi yang begitu dingin.

“Totoku, apa yang membuat kamu ada disini? Bagaimana bisa kamu bernasib buruk seperti ini?”

“Tidak ada waktu untuk aku menceritakannya Basten, sekarang yang terpenting apa kamu bisa mengeluarkan aku dari tempat ini? Aku ingin sekali membebaskan tanah kelahiranku. Tolong aku”

Mendengar ucapan Taito, Basten menjadi sedikit geram. Wajahnya berubah seperti pemeran antagonis.

“Pernyataan macam apa itu Toto? Bodoh sekali kamu. Jika itu yang kamu mau, lebih baik kamu mendekam saja disini selamanya. Aku tidak akan membantumu mengurusi tanah kelahiranmu. Aku juga harus memperkaya negeriku lewat harta karun yang tanah mu simpan. Sekarang nikmati saja waktumu selagi kamu masih bisa merasakan ritme jantungmu Toto bekas teman baikku.”

Bak disambar petir, pernyataan Basten membuat aliran darah ditubuh Taito terasa begitu cepat mengalir. Membuat seluruh tubuhnya begitu panas. Dia tidak percaya, teman baiknya berubah seperti anjing yang sedang kelaparan.

“Siapa namamu? Janganlah terus kamu melotot seperti itu. Kemarilah bercerita. Aku tidak akan menggigitmu” Pungkas Saul teman satu sel Taito.

“Aku Taito, kamu bisa memanggilku Toto jika kamu mau. Maaf aku tidak menyadari keberadaanmu semenjak kau satu sel denganku. Kerjaanmu hanya tidur saja. Aku kira kamu tidak pandai berinteraksi.”

“Maafkan aku Toto, kenalkan aku Saul. Mengapa kamu bisa ada di sini? Kamu menggoda gadis-gadis Netherland ya”

“Kamu ini aneh sekali, aku disini karena menjadi dalang pemberontakan. Telinga mereka sangat peka ya, bisa sampai loh semua ucapanku pada kolonial itu.”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun