Percaya atau tidak, darah-darah bekas pembantaian itu sampai sekarang tidak bisa dihapus, Quipperian. Berbagai upaya sudah dilakukan oleh pihak sekolah, tetapi tetap saja bekas darahnya tidak bisa hilang.
Konon, pihak sekolah pun sampai mengganti lantainya, namun darah tetap merembes ke atas permukaan.
Peserta Upacara Tambahan
Lagi-lagi Quipperian akan mendengar gedung sekolah yang dulunya dijadikan tempat pembantaian para pejuang oleh penjajah. Yup, seorang murid di Semarang mengaku bahwa sekolahnya pernah dijadikan tempat pembantaian para pejuang pada zaman penjajahan dulu.
Jadi, setiap upacara, para murid di sekolah itu sering mendengar adanya pasukan-pasukan yang berbaris dan berjalan. Nggak hanya satu murid yang mendengar, tapi banyak!
Pada saat upacara kemerdekaan, murid ini mengaku kalau teman-temannya sering melihat pasukan upacara tambahan di bagian paling depan. Muka mereka terlihat pucat dan mereka menggunakan seragam tentara yang sudah usang.
Penulis: Kiram
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H