Mohon tunggu...
Quipper Indonesia
Quipper Indonesia Mohon Tunggu... -

Distributors of wisdom | Membawa pendidikan terbaik ke seluruh penjuru Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pemberani? Intip Dulu 5 Cerita Horor di Sekolah yang Mencekam Ini!

20 April 2018   14:16 Diperbarui: 20 April 2018   14:27 914
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
www.istockphoto.com

Makhluk halus alias hantu merupakan sebuah hal yang sering jadi perbincangan hangat di tengah masyarakat Indonesia. Nggak heran, sih, soalnya banyak legenda-legenda di Indonesia yang menceritakan tentang hantu yang ada di setiap daerah di Tanah Air sehingga banyak orang Indonesia yang memercayainya.

Apalagi kalau sudah membicarakan tempat-tempat angker, seperti di toilet umum yang terbengkalai, kuburan, tempat-tempat sepi yang gelap dan nggak ketinggalan sekolah-sekolah yang merupakan bangunan lama.

Kalau kalian perhatikan, banyak sekali film-film horor di Indonesia yang menggunakan sekolah sebagai tempat lokasi syutingnya. Bukan hanya film saja, banyak pula reality show yang mengharuskan para pesertanya uji nyali di sekolah angker.

Pasti sering mendengar dong cerita tentang sekolah-sekolah angker? Wah, bisa jadi di sekolah kamu juga ada cerita horor dan legendanya, nih seperti kisah-kisah sekolah angker di bawah ini. Penasaran? Kuy, langsung kita simak 5 cerita horor yang datang dari sekolah-sekolah di Indonesia.

Nancy di SMAN 5 dan SMAN 3 Bandung

"Hantu penunggu sekolah" mungkin ini jadi kata-kata yang tepat untuk menggambarkan cerita horor di SMAN 5 dan SMAN 3 Bandung. Yup, sekolah yang berada dalam satu lokasi ini memang memiliki gedung tua yang terlihat sangat klasik, layaknya gedung-gedung yang dibuat pada zaman penjajahan.

Memang benar, kedua sekolah ini sudah dibangun sejak masa kolonial Belanda. Konon katanya terdapat hantu bernama Nancy yang bergentayangan di dua sekolah ini.

Nancy dikatakan adalah noni Belanda yang dulu dilecehkan lalu dibunuh. Ada juga yang mengatakan kalau Nancy meninggal karena dibunuh dengan sangat tidak manusiawi.

Menurut cerita setempat, Nancy hanya bisa "dijinakkan" oleh juru kunci dan juga pengurus kedua sekolah itu, yakni Mang Ucha. Ia dipercaya bisa "menggiring" Nancy ke tempat yang lebih aman sehingga tidak mengganggu murid-murid di sana.

Nancy di SMAN 5 dan SMAN 3 Bandung


"Hantu penunggu sekolah" mungkin ini jadi kata-kata yang tepat untuk menggambarkan cerita horor di SMAN 5 dan SMAN 3 Bandung. Yup, sekolah yang berada dalam satu lokasi ini memang memiliki gedung tua yang terlihat sangat klasik, layaknya gedung-gedung yang dibuat pada zaman penjajahan.

Memang benar, kedua sekolah ini sudah dibangun sejak masa kolonial Belanda. Konon katanya terdapat hantu bernama Nancy yang bergentayangan di dua sekolah ini.

Nancy dikatakan adalah noni Belanda yang dulu dilecehkan lalu dibunuh. Ada juga yang mengatakan kalau Nancy meninggal karena dibunuh dengan sangat tidak manusiawi.

Menurut cerita setempat, Nancy hanya bisa "dijinakkan" oleh juru kunci dan juga pengurus kedua sekolah itu, yakni Mang Ucha. Ia dipercaya bisa "menggiring" Nancy ke tempat yang lebih aman sehingga tidak mengganggu murid-murid di sana.

Kelebihan Murid di Kelas


Berikut ini adalah kisah yang diceritakan oleh seorang murid dari salah satu sekolah di Cikini, Jakarta Pusat. Jadi, ia dan teman-temannya seringkali merasa aneh, karena ketika diabsen oleh guru dalam kelas, murid di kelas tersebut selalu kelebihan satu.

Ia dan teman-temannya tahu bahwa ada hal aneh yang sedang terjadi dalam kelas mereka. Mereka pun menerima adanya "murid tambahan" di kelas mereka.

Murid-murid di kelas itu sudah tidak asing lagi dengan kehadiran sang makhluk halus. Bahkan, ketika sedang ada acara perpisahan kelas, murid tak kasat mata itupun ikut berfoto di atas bus.

Yang lebih seramnya lagi, ketika lagi ada acara reunian, murid-murid ini memanggil sang hantu untuk berkumpul bareng mereka dengan berkata, "Oi, lo ada nggak di sini?" dan tiba-tiba sebuah kursi pun bergerak sendiri, mendekat ke arah mereka.

Siswi Bunuh Diri


Terdapat sebuah kasus bunuh diri di sebuah SMA di Bogor yang dilakukan oleh seorang siswi. Suatu hari, salah satu siswa di sekolah tersebut merasa heran mengapa ada satu kamar mandi yang selalu dikunci dan gelap, bahkan tidak boleh digunakan oleh murid-murid di sana.

Akhirnya, murid yang keponya akut ini mulai bertanya-tanya pada kakak kelasnya. Dari sana, ia mendapat cerita kalau kamar mandi yang dikunci itu digunakan untuk bunuh diri oleh salah seorang siswi yang pernah mengenyam pendidikan di sekolah tersebut.

Setelah kejadian tragis itu, kamar mandi tersebut sering sekali mengeluarkan suara gaduh, terutama menjelang magrib. Nggak jarang juga mereka mencium wangi bunga dari dalam kamar mandi itu.

Ada pula yang melihat ada sosok bayangan putih menggunakan seragam SMA yang menembus pintu kamar mandi tersebut. Hiii...

Darah Abadi di Sekolah Malang


Masa penjajahan di Indonesia memang jadi memori yang sangat mengerikan. Banyak terjadi pembunuhan dan juga penyiksaan yang menimpa masyarakat Indonesia kala itu. Nah, biasanya, tempat-tempat penyiksaan penyiksaan dan pembantaian masa itu sering disebut sebagai tempat angker saat ini.

Hal ini terjadi di sebuah SMA Negeri di Malang. Menurut salah seorang muridnya, tempatnya mengenyam pendidikan setiap hari itu dulu merupakan tempat pembantaian dan penyiksaan para pejuang. Mereka dibunuh secara massal dan kini gedung tersebut menjadi sekolah.

Percaya atau tidak, darah-darah bekas pembantaian itu sampai sekarang tidak bisa dihapus, Quipperian. Berbagai upaya sudah dilakukan oleh pihak sekolah, tetapi tetap saja bekas darahnya tidak bisa hilang.

Konon, pihak sekolah pun sampai mengganti lantainya, namun darah tetap merembes ke atas permukaan.

Peserta Upacara Tambahan


Lagi-lagi Quipperian akan mendengar gedung sekolah yang dulunya dijadikan tempat pembantaian para pejuang oleh penjajah. Yup, seorang murid di Semarang mengaku bahwa sekolahnya pernah dijadikan tempat pembantaian para pejuang pada zaman penjajahan dulu.

Jadi, setiap upacara, para murid di sekolah itu sering mendengar adanya pasukan-pasukan yang berbaris dan berjalan. Nggak hanya satu murid yang mendengar, tapi banyak!

Pada saat upacara kemerdekaan, murid ini mengaku kalau teman-temannya sering melihat pasukan upacara tambahan di bagian paling depan. Muka mereka terlihat pucat dan mereka menggunakan seragam tentara yang sudah usang.

Penulis: Kiram

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun