Mohon tunggu...
Langit Quinn
Langit Quinn Mohon Tunggu... Freelancer - Ghost writer, Jokower, Ahoker...

Founder Fiksiana Community

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kekasihku Pantas Menjadi Ayahku...

14 Februari 2012   17:14 Diperbarui: 25 Juni 2015   19:39 1480
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seiring waktu bergulir, nampaknya keduanya memang ada kecocokan. Entah pelet macam apa yang telah ia gunakan untuk menggaet wanita muda bernama Vivian.

Vivian. Bahkan wanita itu rela meninggalkan kekasih hatinya yang di gembar gemborkan sebagai kekasih sejatinya. Hebat bukan?

"Steven.. Pria itu terus dan terus saja masuk ke dalam hidupku. Tanpa kata lelah. Ia terus menggodaku sehingga akupun menyerah. Ben, kekasihlu itupun rela aku tinggalkan. Ah.. Cinta memang tak bisa di duga... Padahal ia lebih cocok menjadi ayahku. Padahal, banyak laki-laki muda yang antri dibelakangku.. Steven... Apa yang membuatku begitu tak mau jauh darimu???"

Vivian berkata-kata dalam hatinya. Wanita muda itu sedang melamun sendirian di kantornya. Hingga suara dering ponsel membuyarkanya. Dari Steven.. Pria itu...

"Beb... Kangen nih?" Suara berat Steven di seberang sana.

"Iya. Sama..." Jawab Vivian malu-malu.

"Beb, kawin yuk...!"

Ajakan pria itu sontak membuat Vivian bangkit dari duduknya. Tak tau apa yang harus ia katakan. Kawin? Nikah? Jujur ia belum siap dengan pernikahan. Ia masih  ingin menghabiskan masa mudanya terlebih dahulu. Pria ini, sungguh sosok pria idaman, meski usianya tak lagi muda. Beda dengan kekasih-kekasih sesaatnya terdahulu.

"Kalau ini. Kita harus bicarakan secara serius beb. Dengan keluargaku.."

"Ah. Itu bisa di atur. Kapan ada waktu kamu beri tahu aku saja beb... Aku mau siap-siap ada meeting"

Pembicaraan berakhir. Vivian senyum-senyum senang. Steven???

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun