"Waalaikumsalaaaaaaam." Jawab suara dari dalam.Â
Mbak Niar memang khas menjawab salam dengan nada ceria. Namun itu yang membuat Bulik Shofa seperti ditarik pada memorinya beberapa menit ke belakang. Saat ia mendengar derap langkah dan riuhnya keluarga Ibu yang tadi melewati samping rumahnya. Bulik hafal betul kebiasaan keluarga Ibu yang selalu mengunjungi rumah Mbah tiap malam senin saat kegiatan mengaji di liburkan.Â
Secepat mungkin ia membawa Adek dalam gendongannya dan menarik Aji.Â
"Kak, ayo pulang." Ucap Bulik tergesa-gesa. Napasnya memburu. Jantungnya berpacu cepat. Tangannya gemetar tak karuan sementara sautan salam dari dalam pun terdengar sekali lagi.Â
"Bu, tapi itu Mbak Niar sudah jawab salam."
Sang Ibu tak peduli, ia segera pergi meninggalkan rumah itu dengan Aji yang mengekorinya di belakang.Â
**
Jam dinding sudah menunjukkan pukul setengah sembilan. Keluarga Ibu segera pamit pulang dari rumah Mbah. Saat melewati rumah Bulik dan masih terdengar suara Aji yang masih bermain tembak-tembakan dengan adiknya, Bapak mengajak mampir. Semua mengiyakan.Â
Bapak segera melebur dan bergabung dengan Paklik dan beberapa rekan kerjanya sementara Mbak Niar dan adik-adiknya segera bergabung dengan Aji dan Adek.Â
Berulang kali mata Bulik Shofa terlihat gusar. Mbak Niar yang menyadari itu menatapnya penuh tanda tanya.Â
"Kenapa?."