"Dia adikku FA...kalau kamu tidak percaya, coba buka pintunya dan tanyakan langsung padanya. Apakah dia adikku atau kecurigaan mu yang salah terhadapku.''
  "Terus siapa yang selama ini kamu bawa ke kosan ini ?. Tidur berdua dengannya, itupun berulang-ulang kamu lakukan. Dia adikmu juga ?."
  "Ooo... Sekarang aku baru mengerti. Ternyata, sejak tibamu tadi malam hingga pagi ini, itu yang menjadi alasan mu sampai kerinduanku padamu tidak ingin kamu obati. Marah dengan dasar aku membawa wanita ke kosan ini. Fahirah, agar kamu percaya, gini aja bagusnya. Sebaiknya pintu dibuka dulu, baru kamu tanyakan langsung pada wanita yang masih ada dibalik pintu ini. Apakah dia adikku atau wanita selingkuhan ku."
  "Selama aku mengenalmu sampai kita menikah siri, aku tidak pernah tau jika kamu mempunyai seorang adik wanita."
  "Karena aku tidak pernah cerita padamu. Lagian apa untungnya jika aku cerita padamu bahwa aku punya adik wanita. Dia juga baru datang dari kampung, baru sekitar satu mingguan lebih. Hanya berselang beberapa hari dengan kepulanganmu kekampung, adikku tiba di Makassar. Terus, aku mau cerita tentang dia, kamunya tidak ada disini.''
  "Tetap saja aku tidak percaya. Jika wanita itu benar-benar adalah adikmu, aku masih yakin bahwa kamu punya selingkuhan."
  "Terserah kamu aja. Aku tidak ingin berdebat denganmu. Sebaiknya kamu buka pintunya biarkan adikku masuk kedalam kamar ini."
  Apakah benar atau tidak kata si Rais yang onyol ini.
  Pintu kamar-pun kubuka. Wanita yang diakui oleh Rais sebagai adiknya langsung mendapat kan pertanyaan dariku. "Kamu jujur, kamu adiknya Rais atau siapanya dia ?."
  Â
  Wanita yang baru saja masuk ke dalam kamar ini, kaget karena tiba-tiba saja aku menanyakan perihal dirinya dan Rais.