"Fahirah, maaf ya !. Tadi saat kamu menelpon, aku sedang berada di dalam ruangan kerja. Ada klien yang harus aku temani."
  Katanya klien tapi aku percaya, itu pasti wanita selingkuhan nya.
  "Nggak apa-apa." Jawabku dari balik hp genggam yang ada di tanganku.
  "Kamu kapan ke Makassar ?." Tanya lagi padaku.
  "Nggak tahu !."
  "Sebenarnya apa yang membuat mu hingga pergi meninggalkan ku disini ?."
  Ketika pertanyaan itu yang ditanyakan padaku, ''kok sepertinya aku dibuat penasaran saja, aku tidak yakin kalau dia nggak tahu kesalahan nya.'' Suara hatiku mencoba mengklarifikasi apa yang sebenarnya dia maksud dengan bertanya seperti itu.
  Lalu aku mencoba membuat suasana agar tidak terlalu serius, mencoba melupakan kesalahan yang dia lakukan dengan mengalihkan pembicaraan kami.
  "Rais, tadi aku sempat ditanya oleh ibuku dan beberapa tetangga rumah. Mereka bertanya padaku bahwa kapan kita akan menikah didepan mata mereka. Ibu dan keluarga disini, pengen secepatnya melihat ku menikah. Apakah kamu masih memiliki harapan dan pikiran untuk menikah dengan ku ?."
  Â
  Dalam hatiku, ''huuu' mampus kamu Rais.''