Mohon tunggu...
QayyumNaya
QayyumNaya Mohon Tunggu... Penulis - Hanya Penulis

Hanya Penulis biasa yang suka menulis. Hobi membaca dan menulis. Dan biasa saja dalam menulis.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Iseng-in Kamu

15 Juli 2023   11:59 Diperbarui: 15 Juli 2023   12:03 183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

    Jelas sekali, disebuah ruangan kantor. Sepertinya didalam ruangan mu, kamu duduk diatas kursi sementara wanita cantik yang berhasil membuat mu jatuh cinta, dia duduk diatas pahamu. Entah siapa yang mengambil gambarmu dengannya dalam keadaan semesra itu, yang pastinya orang yang mengambil gambar kalian adalah orang suruhan mu.

    Pikiran ku melayang jauh membayangkan bagaimana bisa ?. Pasti setelah berfoto bersama nya dan dalam keadaan gaya seperti itu, kamu menjadi sangat ganas, kamu akan mencari tahu rahasia titik kelemahan wanita itu. Atau kamu sudah mendapatinya di atas puncak kejayaan sampai-sampai tidak ada rasa malumu berfoto demikian dan itupun kamu lakukan didepan orang yang mengambil gambar kalian.

    Tapi kenapa foto semesra itu harus kamu abadikan didalam album Facebook mu.

    Rais, Rais, laki-laki macam kamu ini ?. Sungguh sesal ku adalah perasaan yang berulangkali kamu sakiti, aku ini masih istrimu walau hanya dalam pernikahan yang tidak semestinya kita menikah.

    Karena sesak lalu kuambil hpku, dalam keadaan amarah memuncak. Aku mulai berpikir bahwa selama ini, perselingkuhan mu dengan nya berjalan, aku hanya bisa diam, aku nggak pernah menegur mu, aku nggak pernah bertanya, aku tahu kamu selingkuh tapi dari temanku yang kerja setempat denganmu.

    Mereka sampai saat ini masih terus meng-update informasi tentang mu, tentang wanita yang kamu cintai. Bahkan saat ini, informasi kalian masih aku terima.

    Kutelpon nomor mu, aku berharap kamu mengangkat nya. Selain aku pernah melihat mu jalan sama wanita itu, kuingin memastikan apakah benar kabar-kabar yang aku terima dari teman-teman ku yang bekerja denganmu.

    Kata mereka padaku melalui sambungan telepon, kemesraan yang selalu kamu tampakan didepan mata mereka, jauh dari kemesraan yang biasanya kamu berikan padaku.

    Kabar-kabar itu bukan hanya mengiris-iris perasaan ku namun aku tidak bisa berpikir jernih mengapa kamu setega ini padaku.

    Lalu dengan segenap kekesalanku, kutekan nomor mu, aku telepon, berharap kamu mengangkatnya.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun