Sedih banget rasanya ketika teman lama menanyakan sudah berapa anggota. Satu saja belum ada. Jangankan satu, mencintai saja dengan tulus, ikhlas, aku di khianati. Lalu mau punya anggota gimana, nasib cintaku kandas sebelum berlabuh di pantai harapan, pantai impian yang seperti dirasakan oleh kedua mempelai saat ini.
  "Mungkin aku harus berguru padamu, Gun. Aku belum punya anggota. Jangankan anggota, menikah saja belum. Merasakan bagaimana manis pahitnya cinta, aku sudah pernah rasakan tapi kandas sebelum harapanku benar-benar terwujud."
  Anggun yang tadinya terlihat bahagia. Senyum di wajahnya kini menurun, sekaan ada ucapannya, kalimatnya yang salah yang barusan saja ia ucapkan padaku.
  "Aku minta maaf, Ros !. Bukan seperti itu maksudku."
  "Ya, sudahlah !. Tidak apa-apa. Lagian apa yang barusan kamu tanyakan padaku bukan hal yang salah. Dan andai kamu tahu bahwa aku belum berkeluarga pasti kamu tidak akan bertanya hal itu-kan. Lupakan saja ! Ada hal yang paling menarik, Gun."
  "Apa itu, Ros ?."
  "Peluk aku, Gun. Sejak kita berpisah setelah perpisahan SMP dulu, aku tidak pernah lagi memelukmu."
  Momen istimewa ini, hari bahagia ini, aku mendapatkan kejutan spesial dari temanku. Ternyata setelah pertanyaan nya padaku, dia mengenal-kan ku pada seorang laki-laki. Laki-laki itu adalah dia yang tadi pagi saat aku kesini, di jalan, ia sempat menawariku kendaraan nya untuk sama-sama ke acara pesta ini.
  "Ros, maaf ni ya, kalau nggak keberatan dan bersedia, aku ingin mengenalkan mu pada laki-laki yang menurut ku dia adalah tipe laki-laki yang banyak di cari oleh wanita. Orang nya baik, adem jika di pandang apalagi berada di sampingnya. Kalau kamu tidak keberatan dan mau aku kenalkan dengannya."
  Aku diam sejenak berpikir mendengar niat baiknya padaku, aku sungguh bahagia tapi apa masih ada laki-laki yang mau denganku. Gimana jika laki-laki itu tau masa laluku, dia pasti akan meninggalkanku lagi seperti si-bajingan Rais itu.
  "Ros. Hoe...!!!. Kenapa diam ?. Kalau kamu belum siap, ya jangan diambil serius. Biasa saja, Ros. Aku pengen setidaknya kamu melihatnya dulu dan setelah itu baru kamu putuskan apakah laki-laki itu memang pantas untukmu atau tidak."