Baginda Raja juga manusia dan memiliki juga sifat takut, pelan dia bertanya pada pedagang budak itu, "tahukah kamu aku ini siapa sebenarnya ?." Tanya Baginda agak halusnya.
  "Mau kamu siapa ? Aku hanya tahu kamu adalah budak ku saat ini dan tidak perlu memberitahukan padaku siapa kamu." Kata pedagang budak seenaknya pada Baginda.
  Dalam percakapan itu ternyata Baginda Raja telah dibawa oleh pedagang budak tadi kerumah nya dan langsung menuju belakang rumah. Sesampainya dibelakang rumah, pedagang budak memanggil salah satu budak miliknya dan membawa dua parang yang satu untuk Baginda Raja dan yang satu untuk budak satunya.
   Baginda Raja diperintahkan untuk membelah kayu sebanyak-banyaknya.
  Tumpukan kayu di belakang rumah pedagang itu begitu banyak sehingga melihatnya saja, Baginda sudah merasa kelelahan apalagi harus mengerjakannya.
  "Ayo kerjakan !.'' Pedagang budak itu membentak Baginda Raja.
   Baginda mengikut saja saat diperintah oleh pedagang budak dengan ganasnya itu.
  Dilihatnya lah cara memegang kayu dan cara membelahnya membuat pedagang budak itu merasa heran karena tidak seperti kebanyakan budak yang lain.
  Si pedagang mendekati Baginda dan menegurnya, 'kamu ini bisa tidak memegang parang masa bagian parang yang tidak tajam kamu arahkan ke kayu, mana bisa kayunya terbelah, kamu ini benar-benar bodoh sekali !. Biar pegang saja parang tidak tahu."
  Kemudian Baginda mencoba membalik parang yang bagian tajamnya diarahkan ke kayu dan mencoba untuk membelah kayu nya tapi tetap saja tidak bisa dilakukan nya bahkan terasa aneh dan lain-lain dilihat oleh pedagang itu.
  Nasib Baginda hari ini sedang tidak baik-baik saja. Abu Nawas, awas kamu kalau ketemu !"Oh malang nya aku hari ini, apakah seperti ini penderitaan masyarakat ku yang miskin dalam mencari sesuap nasi, mereka membanting tulang, bekerja keras lebih dahulu baru bisa makan sementara aku hanya duduk di singgasana dengan mudah mendapatkan makanan.''