"Jangan ! Jangan mendekati aku", Abu Nawas semakin berteriak sekeras mungkin.
Orang itu tidak perduli. Dia tetap mendekati Abu Nawas. Semakin didekati, Abu Nawas semakin memberontak didalam penjara sekehendaknya.
"Cepat makan ini !" Kata orang kasar lagi tinggi itu sembari menyodorkan piring ke lubang ruangan. Abu Nawas tidak segera makan. Dia masih belum tahu apa kesalahannya, kenapa dia dimasukan kedalam penjara.
"Mengapa aku dipenjara?." Tanya Abu Nawas
"Kau akan kami sembelih dan akan kami jadikan campuran bubur laris." Jawab orang bertubuh kasar dan tinggi itu.
"Hah...! Jadi yang kau jual di tengah desa itu adalah bubur manusia ?." Tanya kembali tidak habis mikir sambil menggeleng kepalanya.
"Tepat !. Itulah makanan favorit kesukaan kami selama ini karena banyak manfaatnya bagi kami.."
"Kamu dan satu kampung ini suka makan daging manusia ?."
"lya !. Bukan hanya suka tapi kami juga berebut kalau ada daging gemuk termasuk daging mu sebab besok pagi kau akan kami sembelih, lalu kami masak, kami panggang, kami goreng, kami baksonin, kami cincang tulangmu baru kami jemur biar saat di goreng bisa krispik.''
''Takut !."Jawab Abu Nawas. Namun dia masih penasaran, Abu Nawas terus bertanya lagi, "sejak kapan kalian makan daging manusia ?."
"Sudah lama sekali setidaknya sebulan kami makan daging manusia satu atau kalau banyak pemasukan, ya kami habisi semuanya."