Mohon tunggu...
Qatrunada Safa
Qatrunada Safa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Unida, Fakultas Humaniora, Program Studi Hubungan Internasional, yang berfokus pada mata kuliah Keamanan Internasional Semester 5
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Mahasiswi Universitas Darussalam Gontor

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Islam Adalah Agama yang Menjunjung Tinggi Diplomasi Bersih

13 September 2022   11:10 Diperbarui: 13 September 2022   11:17 360
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

 * Kaum Yahudi Bani Aus dan sekutunya masing-masing mempunyai hak yang sama seperti golongan lain yang menyetujui kesepakatan ini, mereka diperlakukan dengan baik sesuai dengan perlakuan yang diterima oleh pihak-pihak yang menyetujui perjanjian ini. Kebajikan jelas berbeda dengan keburukan.

 * Setiap orang bertanggung jawab terhadap perbuatannya sendiri. Allah berpihak kepada yang terbaik dalam butir-butir kesepakatan ini. Kesepakatan ini tidak memberikan jaminan kepada orang yang berbuat dosa dan berkhianat. Setiap orang mendapat jaminan di dalam Madinah maupun di luar Madinah, kecuali orang yang melakukan kezaliman dan dosa. Allah memberikan perlindungan kepada orang-orang yang baik dan bertakwa kepada-Nya.  

Contoh praksis diplomasi Islam di atas, yakni Piagam Madinah, rasanya cukup mewakili pandangan Islam mengenai diplomasi Bersih. Bahwa masih ada beberapa pihak yang mengaku sebagai muslimin tetapi belum melaksanakan konsep-konsep tersebut adalah masalah lain, karena antara Islam sebagai sekumpulan pesan dan muslimin sebagai sejumlah orang yang mengaku Islam merupakan dua hal yang berbeda. Rasanya cukup jelas untuk dapat menerima pentingnya diplomasi Bersih yang sekarang menjadi trend seiring dengan berkembangnya teknologi informasi dan transportasi yang telah sedemikian rupa menyatukan dunia seolah menjadi planet kecil yang sempit dan sekaligus terbuka untuk publik. Pada era di mana hampir setiap orang menggenggam telpon seluler yang pintar, yang dapat mengakses informasi dari mana pun dan kapan pun, juga dimungkinkan untuk mentransfer tidak hanya informasi melainkan juga uang kepada siapapun, maka konsep diplomasi yang tertutup dan "munafik" memang harus secara pasti, walaupun perlahan, diubah ke arah diplomasi terbuka yang bersih. Diplomasi yang bertanggungjawab kepada umat manusia, bukan hanya untuk kepentingan negaranya sendiri, melainkan juga kepada alam semesta.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun