* Kaum Yahudi Bani Aus dan sekutunya masing-masing mempunyai hak yang sama seperti golongan lain yang menyetujui kesepakatan ini, mereka diperlakukan dengan baik sesuai dengan perlakuan yang diterima oleh pihak-pihak yang menyetujui perjanjian ini. Kebajikan jelas berbeda dengan keburukan.
 * Setiap orang bertanggung jawab terhadap perbuatannya sendiri. Allah berpihak kepada yang terbaik dalam butir-butir kesepakatan ini. Kesepakatan ini tidak memberikan jaminan kepada orang yang berbuat dosa dan berkhianat. Setiap orang mendapat jaminan di dalam Madinah maupun di luar Madinah, kecuali orang yang melakukan kezaliman dan dosa. Allah memberikan perlindungan kepada orang-orang yang baik dan bertakwa kepada-Nya. Â
Contoh praksis diplomasi Islam di atas, yakni Piagam Madinah, rasanya cukup mewakili pandangan Islam mengenai diplomasi Bersih. Bahwa masih ada beberapa pihak yang mengaku sebagai muslimin tetapi belum melaksanakan konsep-konsep tersebut adalah masalah lain, karena antara Islam sebagai sekumpulan pesan dan muslimin sebagai sejumlah orang yang mengaku Islam merupakan dua hal yang berbeda. Rasanya cukup jelas untuk dapat menerima pentingnya diplomasi Bersih yang sekarang menjadi trend seiring dengan berkembangnya teknologi informasi dan transportasi yang telah sedemikian rupa menyatukan dunia seolah menjadi planet kecil yang sempit dan sekaligus terbuka untuk publik. Pada era di mana hampir setiap orang menggenggam telpon seluler yang pintar, yang dapat mengakses informasi dari mana pun dan kapan pun, juga dimungkinkan untuk mentransfer tidak hanya informasi melainkan juga uang kepada siapapun, maka konsep diplomasi yang tertutup dan "munafik" memang harus secara pasti, walaupun perlahan, diubah ke arah diplomasi terbuka yang bersih. Diplomasi yang bertanggungjawab kepada umat manusia, bukan hanya untuk kepentingan negaranya sendiri, melainkan juga kepada alam semesta.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI