3. Hasil yang Tidak Dapat Diandalkan dan Tidak Tervalidasi
Tes psikometrik yang dapat diandalkan, seperti The Big Five atau Tes IQ seperti WISC, dibangun berdasarkan penelitian bertahun-tahun, kumpulan data besar, dan validasi statistik. Tes ini dirancang untuk memberikan hasil yang konsisten dan dapat diulang di berbagai populasi dan konteks.Â
Namun, tes sidik jari tidak memiliki ketelitian seperti ini. Hasilnya sering kali tidak konsisten, yang mengarah pada interpretasi yang berbeda tergantung pada perusahaan atau individu yang menyelenggarakan tes.
Lebih parahnya lagi, tes ini dapat menyebabkan orang mengembangkan pemahaman yang salah tentang kemampuan dan kekurangan kita, yang dapat memengaruhi pengambilan keputusan dalam pendidikan, karier, atau pengembangan pribadi.Â
Hasil yang menyesatkan atau tidak dapat diandalkan dapat mencegah kita mencapai potensi sejati kita hanya gara-gara informasi yang salah.
4. Eksploitasi Finansial
Tes sidik jari tidak hanya meragukan secara ilmiah---tetapi juga merupakan jebakan finansial. Banyak perusahaan mengenakan biaya selangit untuk penilaian ini, sering kali dengan kedok menawarkan "wawasan khusus" atau "laporan khusus" berdasarkan sidik jari Anda.Â
Biayanya dapat berkisar dari ratusan hingga jutaan rupiah untuk apa yang pada dasarnya merupakan kuis kepribadian yang dilebih-lebihkan yang tidak memiliki kredibilitas ilmiah.
Perlu kita semua pahami bahwa aspek psikologis dalam diri kita bersifat kompleks dan dipengaruhi oleh banyak hal. Ada yang bersifat genetik dan jauh lebih banyak yang dipengaruhi oleh lingkungan yang terpapar selama kita hidup dari lahir sampai di usia sekarang.Â
Misal, kecerdasan yang diklaim diturunkan oleh ibu secara genetik pun ternyata tidak bisa menjadi satu-satunya faktor keberhasilan seseorang.Â
Manusia itu kompleks, dan untuk memahaminya juga butuh pendekatan yang bisa jadi unik pada setiap orangnya.Â