Mohon tunggu...
Qanita Zulkarnain
Qanita Zulkarnain Mohon Tunggu... Lainnya - Magister Psikologi

Psychology Undergraduate and Psychometrics Graduate.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Bijak Menyikapi Tipe Kepribadian, Love Language, dan Kategorisasi Psikologi Lainnya

14 Juni 2024   11:37 Diperbarui: 15 Juni 2024   03:05 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo by Brett Jordan on Unsplash

Anggaplah tipe kepribadian, bahasa yang menekankan, dan bahasa cinta sebagai alat untuk refleksi diri, bukan sebagai label yang pasti. Mereka dapat memberikan wawasan yang berharga namun tidak boleh membatasi Anda pada identitas yang kaku.

Menyadari bahwa Kepribadian tidak Statis

Pahami bahwa kepribadian dan perilaku tidak statis. Teori perkembangan kepribadian menyatakan bahwa individu berevolusi seiring waktu, dipengaruhi oleh pengalaman, lingkungan, dan upaya pertumbuhan pribadi. Beri diri Anda kebebasan untuk berubah dan berkembang melampaui kategori apa pun.

Fokus pada Perbedaan Individu (Individual Differences)

Kenali kombinasi unik dari sifat, pengalaman, dan preferensi yang menjadikan kita siapa diri kita yang sebenarnya. Daripada mengotakkan diri kita, pelajari berbagai kategori dan temukan kombinasi unik yang membentuk diri kita beyond the categorization.

Kembangkan Pola Pikir Bertumbuh (Growth Mindset)

Mengadopsi pola pikir berkembang, seperti yang dikemukakan oleh Carol Dweck, mendorong keyakinan bahwa kemampuan dan karakteristik dapat dikembangkan melalui usaha dan ketekunan.

Perspektif ini menumbuhkan ketahanan dan kemauan untuk menerima perubahan. Kita juga menjadi mudah untuk terbuka akan banyak kemungkinan melampaui kategori yang ada.

Kesimpulan

Psikologi populer menawarkan banyak sarana yang mudah diakses dan mudah dipahami untuk memahami diri kita sendiri dan hubungan kita. Namun, penting untuk melakukan pendekatan terhadap kerangka kerja tersebut dengan pikiran yang fleksibel dan terbuka, serta menghindari batasan label yang kaku. 

Meskipun penting untuk menghindari pelabelan yang kaku, ada kalanya kategorisasi dapat bermanfaat, terutama dalam memberikan kejelasan dan struktur selama periode ketidakpastian atau tekanan. Misalnya, memahami stress language yang dominan atau yang pernah kita alami dapat membantu kita mengembangkan strategi coping yang diperlukan, dan mengidentifikasi love language kita dan pasangan dapat meningkatkan komunikasi dalam hubungan. Dalam pengaturan klinis, label diagnostik seperti yang ada di DSM-5 dapat memandu rencana pengobatan dan intervensi yang efektif. 

Namun, penting untuk menggunakan label-label ini sebagai panduan sementara dan bukan sebagai definisi permanen, untuk memastikan bahwa label-label tersebut berfungsi sebagai alat untuk perbaikan dan bukan sebagai pembatas terhadap identitas dan potensi pertumbuhan Anda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun