Mohon tunggu...
Puwan Muda Muawanah 121211059
Puwan Muda Muawanah 121211059 Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S1 Dian Nusantara

Mahasiswa Universitas Dian Nusantara Dosen Pengampu Prof. Dr, Apollo, M.Si.Ak Jurusan Sarjana Akuntansi Mata Kuliah Akuntansi Forensik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kuis 13: Aplikasi Proses Pembuktian dan Argumentasi Logika pada Bukti Dokumen Kecurangan

7 Juli 2024   10:19 Diperbarui: 7 Juli 2024   10:25 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dokpri/Aplikasi Proses Pembuktian dan Argumentasi Logika pada Bukti Dokumen Kecurangan 

2. Generalisasi yang tergesa-gesa

Karena logika induktif kurang tepat dibandingkan logika deduktif, kekeliruan sering kali lebih sulit diidentifikasi. Kekeliruan yang paling sering dikaitkan dengan penalaran induktif adalah generalisasi yang tergesa-gesa. Ketika sebuah argumen gagal dalam melakukan generalisasi yang tergesa-gesa, lompatan induktif yang diminta oleh pendukung untuk dilakukan oleh pengambil keputusan terlalu jauh. Bukti yang cukup tidak mendukungnya.

Pernyataan berikut ini disebabkan oleh kekeliruan generalisasi yang tergesa-gesa:

"Perusahaan XYZ adalah perusahaan ekspor-impor yang beroperasi dari Miami, Florida. Ini terlibat dalam pencucian uang."

Pernyataan ini mungkin benar atau mungkin tidak. Tidak ada cukup bukti berdasarkan pernyataan ini untuk menarik kesimpulan. Ada kemungkinan bahwa pernyataan tersebut benar, namun lompatan dari keberadaan Perusahaan XYZ sebagai bisnis ekspor-impor di Miami sampai pada kesimpulan bahwa perusahaan tersebut melakukan pencucian uang terlalu luas untuk dapat dipastikan.

3. Eksklusi 

Kekeliruan umum kedua yang terkait dengan generalisasi adalah eksklusi. Proses eksklusi dalam argumen induksi merupakan tindakan menghilangkan atau mengabaikan data atau kasus tertentu yang mungkin relevan atau penting untuk penarikan kesimpulan. Misalnya, pertimbangkan argumen berikut:

"Polisi menemukan mayat dengan tiga luka tembak."

Kesimpulan yang aman, meskipun tidak pasti secara matematis, adalah bahwa orang yang ditemukan polisi meninggal karena luka tembak---kecuali kita juga mengetahui bahwa mayat tersebut tidak memiliki kepalanya.

Meskipun masih ada kemungkinan bahwa korban meninggal karena luka tembak dan pemenggalan kepala dilakukan setelah kematian, ada kemungkinan juga bahwa cara kematiannya adalah dengan pemenggalan kepala dan seseorang memberikan luka tembak setelah kematian untuk tujuan lain. Kekeliruan eksklusi memaksa pengambil keputusan mengambil kesimpulan yang salah karena kurangnya bukti alternatif yang relevan.

Penalaran Induktif versus Deduktif dalam Pembuktian Kasus

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun