"Hey ngawur, dasar narsis kamu, Dek!" ucap salah satu temanku "Minimal kalo gatau mau jawab apa jawab orang tua lah, samain aja seperti anak - anak yang lain"
"Duh duh duh, sudah cukup. Oke ayo kelasnya kondusif lagi. Yaudah deh, makasi Kadek".
Jelas Bu Bila sudah capek dengan kelakuanku. Memang saat diberikan tugas ini saya bingung sih mau jawab apa. Aku tidak merasa diriku seorang pahlawan, jauh dari itu. Aku tidak berani, tidak gagah. Tapi walau begitu, ada benarnya juga dari ucapanku tadi. Aku mungkin bukan seseorang yang berkorban demi kebenaran, tapi aku sudah banyak berkorban demi keluargaku.Â
Kring, kring
Tak terasa sudah waktunya pulang sekolah. Bu Bila meninggalkan kelas, dan berakhir juga hari ini.
"Heyyy, Kadekkk, kamu langsung pulang ya?"Â
Seperti biasa, pasti Ayu ingin mengajakku pergi dulu sebelum pulang.
"Mau kemana lagi? Aku ga bisa lama-lama, nanti dimarahi ayahku. Lagian aku belum izin ke kakakku"
"Engga kok, ini ga bakal lama - lama. Cuma mau ngobrol di kantin sebentar aja, ayolah temenin aku, aku masih lama dijemputnya"
"Oh, oke kalo di kantin gapapa, kakakku juga masih ngobrol sama teman-temannya"
"Yeyy oke ayok, nanti ku beliin sesuatu deh"