Teori Marxisme memiliki dampak yang signifikan pada negara maju dan berkembang:
Sebelum membahas dampak mari kita pahami terlebih dahulu apa perbedaan antara negara maju dan negara berkembang
Negara maju
Negara-negara maju memiliki sektor industri yang kuat, kemampuan teknologi canggih, dan akses ke pasar internasional, memfasilitasi akumulasi modal yang substansif. Dalam negara maju, borjuis (pemilik modal) mengatur produksi dan menuai surplus yang dihasilkan dari tenaga kerja, yang mengakibatkan pengurangan ketidaksetaraan dalam masyarakat mereka. Secara umum, negara-negara maju menunjukkan sistem politik yang stabil dan demokratis, yang mendukung pembangunan ekonomi berkelanjutan.
Negara berkembang
Negara-negara berkembang seringkali terjebak dalam hubungan ketergantungan dengan negara-negara maju, di mana mereka mengekspor bahan yang tidak diproses dan mengimpor produk jadi, sehingga menghambat kemampuan mereka untuk mencapai pembangunan mandiri.Â
Teori Marxis menyatakan bahwa kemajuan negara-negara maju sering terjadi melalui eksploitasi sumber daya dan tenaga kerja yang ditemukan di negara berkembang, sehingga menimbulkan kondisi kemiskinan dan keterbelakangan di negara-negara ini. Negara-negara berkembang umumnya menghadapi ketidakstabilan politik dan sosial sebagai akibat dari ketidakadilan ekonomi, yang memperburuk kondisi kehidupan penduduk mereka.
Namun apa dampak Marxisme pada negara maju dan negara berkembang:Â
Negara majuÂ
Dampak dari negara maju yaitu negara-negara maju sering mencapai kemakmuran melalui eksploitasi negara-negara kurang berkembang, sehingga menimbulkan kesenjangan global. Selanjutnya prinsip-prinsip Marxisme menegaskan bahwa kapitalisme ditakdirkan untuk menghadapi krisis, yang dapat mengkatalisasi transisi menuju sosialisme.
Negara berkembang