Marxisme menggambarkan hubungan produksi sebagai mekanisme di mana barang dan jasa dihasilkan dan disebarluaskan dalam masyarakat. Penekanan utamanya adalah pada hierarki kelas sosial yang ditetapkan oleh kerangka kapitalis:
Eksploitasi Kelas: Pemilik modal (kelas borjuis) terlibat dalam eksploitasi tenaga kerja (kelas proletariat) untuk mengoptimalkan keuntungan. Tenaga kerja dikompensasi dengan upah yang lebih rendah dari nilai yang mereka hasilkan, sehingga memungkinkan kelas borjuis untuk mendapatkan nilai lebih.
Perdagangan bebas
Perdagangan bebas dianggap sebagai instrumen yang digunakan oleh negara-negara maju untuk meningkatkan hegemoni ekonomi mereka atas negara-negara berkembang. Marxisme berpendapat bahwa perdagangan bebas tidak hanya meningkatkan aksesibilitas pasar tetapi juga memperburuk ketidakadilan ekonomi:
- Monopoli dan Persaingan: Marx menjelaskan bahwa monopoli muncul dari persaingan ketika perusahaan yang kurang kuat menghadapi kebangkrutan. Pada akhirnya, sejumlah perusahaan besar mendominasi perekonomian, seperti yang dicontohkan di Inggris, di mana 200 perusahaan terbesar dan 35 lembaga keuangan secara kolektif mengendalikan 85% dari output ekonomi.Â
- Penurunan Nilai Tenaga Kerja: Dalam kerangka kerja kapitalis, peningkatan produktivitas dapat mengurangi nilai intrinsik tenaga kerja yang tertanam dalam setiap komoditas. Akibatnya, buruh dipaksa untuk terlibat dalam pekerjaan yang lebih luas untuk mendapatkan upah yang setara, sehingga memfasilitasi peningkatan surplus kapital kapitalis.
Interaksi hubungan produksi dan perdagangan bebas
Marxisme menjelaskan interaksi antara hubungan produksi dan perdagangan bebas sebagai siklus eksploitasi yang saling bergantung:
- Pengeksploitasi Sumber Daya: Negara-negara berkembang menjadi sasaran eksploitasi oleh negara-negara maju mengenai sumber daya alam dan tenaga kerja mereka. Barang-barang impor yang menguntungkan secara ekonomi berkontribusi pada peningkatan konsumsi global, namun secara bersamaan memperburuk tantangan ekonomi lokal.
- Penyebaran Nilai Modal: Kapitalis memperoleh tenaga kerja sebagai komoditas dari mana nilai-nilai baru dapat dihasilkan pada penilaian mereka sendiri. Tenaga kerja memberikan komoditasnya kepada kapitalis tanpa wewenang untuk menentukan penerapannya, akibatnya mengatur hari kerja dengan cara yang mengoptimalkan pengembalian investasi modal.
3. Dampak terhadap negara maju dan berkembang