Mohon tunggu...
PUTRIYANA ASMARANI
PUTRIYANA ASMARANI Mohon Tunggu... Editor - Bookstagrammer

Lahir di Mojokerto. Esai, resensi, puisi, dan cerpennya terbit di media lokal dan internasional; Jawa Pos, The Suryakanta, TelusuRI, The Jakarta Post, Cassandra Voices, Indian Periodical, dst.

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

Joseph Conrad dalam Intrik Despotisme dan Megalomania

17 Maret 2024   05:08 Diperbarui: 17 Maret 2024   07:36 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Instagram @Putri_shelf

"Naluriah seorang pelaut mendorongnya untuk medongak. Di atasnya, di bawah kelam langit yang mematung setelah gemuruh tersisa, kabut hitam menukik rendah, membentuk garis memanjang, dalam acak bercak, dalam embusan angin berserabut dan berpilin-pilin. Di halaman dan rumah mengambang awan bundar, suram awan kelam tak enyah, yang membuntuti para pelaut resah---sebagaimana kusut rambut perempuan yang berduka." (Penulis: Terjemah bebas)

            Sebagai fiksi sejarah, An Outcast of The Island, secara eksklusif menuntaskan kejanggalan dan membeberkan intrik kotor imperialisme di Semenanjung Melayu. Ia membuka peluang besar untuk eksplorasi lebih lanjut ketimpangan dalam sejarah dan relasi kekuasaan antar koloni. Tidak hanya itu, novel ini begitu terbuka soal dekadensi, kemerosotan moral, dan kondisi depresi para tokohnya. Keterbukaan ini tentunya menjadi wawasan untuk mendalami narsisme para penguasa bandar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun