Mohon tunggu...
Putri Rizky
Putri Rizky Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Pecandu kata.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Tengah Malam saat Aku Menciummu

27 Oktober 2013   11:57 Diperbarui: 24 Juni 2015   05:58 455
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kamu selalu menjadi simpul matiku, Lin. Kamu pun pasti tahu.

Kutarik tanganku dari genggamanmu, selembut yang aku mampu.

Tapi, bahkan simpul yang baik dan kuat sekalipun harus mudah dilonggarkan dan diuraikan, kan, Lin? Meski untuk itu kuku kita mungkin harus patah dan berdarah.

Kamu menangis. "Aku nggak pernah percaya Tuhan ada di atas sana, Ben. Yang aku percaya, Dia ada di sini. Sedekat ini," Kamu menunjuk leher dengan jarimu.

Aku mengangguk.

Seandainya sepakat soal itu saja sudah cukup ya Lin...

"Ben," ujarmu sambil menatap mataku lagi. "Apakah menurutmu Tuhan pernah salah meletakkan takdir?"

Entah untuk yang ke berapa kalinya, suaraku tersesat. Dan dalam kondisi senyalang singa, mataku mendadak terasa berat...

Aku menggeleng.

Tuhan terlalu besar untuk berbuat salah, Lin... meski kamu bukan seperti pembatas buku yang bisa dengan mudah dicari penggantinya olehku.

"Ayo pulang, Lin. Sudah jam sepuluh. Aku nggak mau bikin ayah dan ibu khawatir."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun