" Aku tidak punya pilihan lain ayah".
Pak Thomas masuk kedalm kamarnya, sembari menemani ayahnya Andre berpikir cara menghasilkan uang. Saat memandangi foto ibunya, dia teringat akan satu makan kesukaan Andre yang selalu dibuat oleh ibunya yaitu permen susu. Andre pergi ke kandang sapi, dia perah susunya, dan mulai membuat pemen. Setelah berjam-jam dia berada didapur, akhirnya dia berhasil membuat pemen susu dengan macam-macam bentuk.
Dibawanya permen itu kepasar, awalnya orang tidak mempedulikan barang daganganya. Tapi dia ingat bagaimana tempat perjudian dioperasikan. Mereka akan berteriak-teriak untuk menarik pelanggan, Andre gunakan cara itu. Satu persatu pemernya laku terjual. Â Sampai malam dia hanya berhasil menjual 3 permen. Dia berpikir bagaiam bisa anak kecil tika tertarik dengan permen.
Dia berpikir lagi bagaimana cara agar permenya laku, akhirnya dia mengganti kemasannya, dengan bungkus yang lebih berwarna. Dengan kemasan baru ini peremnaya mengalami peningkatan penjualan menjadi 15 permen tiap ahrinya. Tiap hari Andre mambuat macam-macam inovasi sampai akhirnya daganganya sudah dikenal banyak orang. Kini tiap harinya Andre bisa menjual 100 buah peremen.
Andre terus mengembangkan produknya, sampai dia sukses membesarkan bisnisnya. Setelah 3 tahun menggeluti bisnis ini, semua sapi terjual bisa dia beli lagi. Tidak lupa dia sempatkan melunasi hutang-hutangnya sedikit demi sedikit. Sampai akhirnya dia bisa membuka toko yang menjual semua olahan susu, mulai dari permen, yogurt, keju, kream kocok, sampai pada keripik susu. Andre membuktikan ucapan ibunya bahwa dia akan mengankat nasib keluargnya. Dia menyadari hanya dengan kerja keras dan tekat kuat dia bisa menjalani hidup. Kemalasan hanya akan membawanya pada keputusasaan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H