" Ayah sudah putuskan esok peternakan ini akan ayah jual" ucap ayahnya.
" Tapi ayaahhh...." Ucap Andre berusaha mencegah.
Pak Thomas masuk kedalam kamarnya, sementara Andre masih duduk menangisi semua yang telah terjadi. Andai saja Andre giat berlajar, andai saja Andre tidak malas membantu kedua orang tuanya, mungkin semua ini tidak akan terjadi. Malam itu dia menangis didepan foto ibunya, seolah ingin bersujud meminta maaf.
Esok harinya ayah sudah bersiap dan menggunakan pakain rapi, saat Andre masih tertidur.
" Sudah rapi begini mau kemana" ucap Andre yang menghampir ayahnya di dapur.
" Menemui Tuan Darwis, ayah juga akan mampir ke makam ibumu".
"Aku ikut".
Saat Andre sedang bersiap didalam kamarnya, terdengar suara teriakan ayahnya disusul dengan suara panci yang jatuh. Saat Adndre keluar, ayah sudah tergeletak di lantai tak sadarkan diri. Dilihatnya sepertinya ayah terjatuh karena terpeleset ceceran air. Andre panik melihat kondisi ayahnya, lansung dia membawa ayahnya kerumah sakit.
" Bapak harus segera dioperasi, ada sumbatan di otaknya"ucap dokter yang memeriksa.
" Berapa biayanya".
" Kurang lebih seratus juta".