" Kalian tunggu disini saya ambilkan uang"pinta nyonya rumah.
" Sro kamu ngomong apa sih, mana ada sedekah itu untuk mempertegas kekayaan, sedekah itu kewajiban Sro"ucap Rozie kesal.
" Zie orang kaya itu jarang ada yang ingat dosa, mana mau mereka sedekah kalau tidak di publikasi"
" Tapi..." ucapan Rozie terhenti karena nyonya rumah datang dengan membawa segebok uang.
" Mas ini saya mau nanti nama saya ditulis ya di bagain depan, kalau perlu ada foto serah terima. Bukan apa-apa, saya sih ikhlas tapi uang begini kan sensistif harus trasnparan" .
" Siap ibu akan kami tulis nama ibu dibagain paling depan".
Selepas menyelesaikan serah terima, Usro dan Rozie berpamitan kepada nyonya rumah. Mereka berdua melanjutkan untuk mencari donatur. Beberapa rumah mereka datangi tetapi sebagian dari mereka menolak untuk memberikan uangnya. Sampai mereka tiba di satu tempat. Rumahnya unik, halaman depan dipenuhi dengan berbagai macam tanaman. Di parkiran terdapat beberapa mobil antik, dan motor gede.
" Assalamualaikum ibu...permisi"ucap Rozie.
" Walaiakum salam, siapa ya mas?"sahut  pemilik rumah dari balik pintu gerbang.
" Saya Rozie, kami dari badan penyalur sedekah" ucap Rozie sambil melirik Usro.
" Mohon maaf mas saya sudah bersedekah di tempat lain"balas pemilik rumah.