" barang kali ibu ingin bersedekah lagi, kami akan menyalurkan di warga sekitar sini" jelas Rozie.
" Iya masa kami dan keluarga sudah mempercayakan uang kami pada lembaga yang kredibel, uang sedekah kami akan digunakan untuk membangun masjid di Afrika" jelas ibu bangga.
" ohh begitu ya buk, keren sekali bisa membangun masjid di Afrika".
" ahh tidak mas biasa itu kewajiban orang yang bekecukupan, memang sih keluarga kami rutin menyalurkan uang sedekah dan zakat untuk membantu saudara di Afrika. Tahun lalu kami juga membangun sekolah di sana, kami juga membangun sumur-sumur dan beberApa hunian untuk anak yatim piatu. Kami juga rutin melakukan kegiatan donor darah di sana, dan melakukan pengobatan gratis" papar pemilik rumah.
" Masya Allah banyak sekali ibu, keluarga ibu cukup dermawan ya, banyak bersedekah" ucap Rozie.
" Ahh tidak banayk kok mas cuman sedikit saja heheh, jadi maaf ya saya ndak bisa".
" Oh ya buk terima kasih atas waktunya" ucap Rozie sambil meninggalkan rumah tersebut.
Berbeda dengan Rozie, Usro hanya terpaku di depan rumah, sambil memegang dagunya seraya berpikir. Dia melihat ke kanan dan ke kiri seolah meniliki harta rumah itu, menilai seberapa banyak aset mereka.
" Sro ayo ngapain kamu disana"teriak Rozie.
" Aku bingung Zie, sebegitu banyaknya dia bersedekah di luar negeri tapi barang seratus ribu saja enggan untuk saudara sendiri. Keluarga ini begitu kaya tapi kok hartanya sedikit, jangan-jangan dia money loundry" ucap Usro.
" Huss istigfar kamu...jangan buruk sangka, orsng brbas mau bersedekah dimana, lagian banyak kok orang kaya yang memilih hidup sederhana".