" Sampean siapa? Sudah ada janji sebelumnya" ucap pembantu rumah itu.
" Perkenalkan saya agen penyalur sedekah, kami membantu para kaum elit untuk menyalurkan uang zakat mereka"
" ooo pencari sumbangan, gitu aja kok panjang banget"ucap ibu pembantu sambil menggerutu.
" Bukan kami agen, agen penyalur sedekah" tegas Usro.
Ibu pembantu rumah itu membuka pintu gerbang sambil tetap menggerutu, terdengar lirih si ibu masih mempermasalahkan nama mereka.
" Tunggu di sini nyonya akan turun nanti" ucap pembantu dengan ketus.
Mereka berdua duduk di sofa berwarna maron yang sangat empuk, busanya selembut kapas. Rumah dipenuhi dengan guci besar yang mahal, foto berbagai benua dipajang di ruang tamu. Lama mereka menunggu sampai munculah wanita cantik dengan menggunakan dress warna merah senada dengan sofa miliknya. Perihiasan menghisai tubuh nyonyan tersebut, mulai dari anting, gelang, cincin bahkan jika ada perhisan kepala mungkin akan digunakan.
"Menunggu lama ya? Ada keperluan apa?" sapa nyonya rumah.
" Ibu selamat anda adalah orang pilihan" ucap Usro.
" Maksudnya?" sahut nyoya rumah kebingungan.
" Iya ibu terpilih dari sekian banyak orang kaya untuk berkesempatan bergambung dalam organisasi kami" jelas Usro.