Mohon tunggu...
Putri Musalamah
Putri Musalamah Mohon Tunggu... Psikolog - Konselor, trainer, SDM dan fasilitator parenting

9 tahun menggeluti dunia pendidikan dan konseling remaja, tertarik dengan ilmu parenting. Kini menfokuskan diri di bidang SDM dan HRD.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Dunia Tanpa Titik

16 Oktober 2024   11:10 Diperbarui: 16 Oktober 2024   11:31 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

" Belum tidur nduk? Sudah malam waktunya tidur"

" Iya buk" jawab Riani.

Sontak Riani terbangun dari tidurnya, mimpi itu terasa nyata sama seperti dulu saat ibu masih ada. Sudah pukul 12 malam Riani harus segera menyelesaikan artikel buatanya. Riani mengalami kesulitan karena salah satu tombol di keyboranya tidak berfungsi.

" Kenapa kok tombol titiknya gak bisa sih" gerutu Riani.

Sebagai singgle parent Riani harus berjuang untuk mencari penghasilan tambahan. Suami yang sudah hilang kabar selama setahun ini memaksa Riani untuk mencari penghasilan tambahan. Penghasilan dari bekerja di pabrik rokok tidak cukup untuk menghidupi anak semata wayangnya. Sehingga menulis artikel adalah cara menambah penghasilan tanpa harus meninggalkan anaknya yang baru berusia 3 tahun. 

" Andai ibu masih ada disini" keluh Riani di sela-sela menyelesaikan artikelnya.

Ibu Riani meninggal satu tahun yang lalu tepat satu haru setelah kepergian suaminya untuk merantau. Saat itu Riani masih bisa menghubungi suaminya bahkan masih menerima uang bulanan, tetapi di bulan ketiga suaminya sudah tidak bisa di hubungi. 

Setiap hari Riani mengecek berita terbaru apakah ada kabar tentang pekerja tambang di Kalimantan. Riani khawatir hilangnya suaminya karena terjadi kecelakaan di tambang. Maklum saja suami Riani bekerja di tambang illegal.

Sebagai sarjana Riani mengalami kesulitan saat harus melamar kerja, salah satu harapannya adalah bisa menjadi seorang guru. Bagi Riani pekerjaan sebagai guru jauh terasa lebih fleksibel dari pada bekerja di bidang lain. 

Namun nasib berkata lain dari sekian banyak lamaran kerja sebagai guru yang ditebar tak membuahkan hasil, alhasil dia ikut tetangga untuk bekerja sebagai buruh lepas di pabrik rokok.

" Sudah jam 1 malam aku harus tidur" ucap Riani yang baru menyelesaian artikelnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun