Saat melihat rumah keluarga Park, tentu kita akan berfikir bahwa rumah ini adalah properti mewah yang sengaja disewa untuk kepentingan syuting film. Tapi ternyata, rumah ini dibangun dan disetting dari nol lho!
Sutradara Bong Joon-ho dan tim desainnya merancang secara terperinci rumah ini, agar setiap sudutnya mendukung latar tempat cerita. Termasuk ruang rahasia di bawahnya. Waw detil banget kan ya..
Tangga, adalah Simbol Kelas Sosial
Di film ini, tangga bukan cuma bagian arsitektur. Setiap kali keluarga Kim yang miskin naik tangga, mereka mendekati kehidupan mewah. Tapi kalau turun? Ya mereka harus siap-siap kembali ke realitas pahit, alias kembali ke kehidupan asal mereka.
Adegan mereka lari ke rumah saat hujan deras? Hal itu tak sekedar adegan dramatis, tapi juga simbol "jatuhnya" mereka ke kelas sosial paling bawah.Â
Hal yang membuat penonton ikut terbawa ke dalam alur film ini secara emosional. Bahkan termasuk saya, rasanya hanyut sedih ketika membayangkannya.
Bong Joon-ho Punya Obsesi Sama Bau
Di film ini, "bau" keluarga Kim jadi salah satu elemen penting yang bikin mereka ketahuan. Karena sang anak bontot dari keluarga Park seolah lebih peka dan bisa merasakan persamaan aroma tubuh alias bau antara sang guru lukisnya (adik perempuan Ki-Woo) dan anggota keluarga Kim yang lainnya.Â
Sang sutradara sengaja memasukkan elemen ini untuk menggambarkan bahwa kemiskinan itu nggak cuma terlihat. Tapi juga tercium aromanya.
Saya sebagai penonton pun, rasanya sedih ya.. Tentu orang kaya akan bisa menutupi bau tubuhnya dengan parfum mewah, berbeda dengan sebaliknya.
Ending-nya Dibuat agar Penonton Mikir