Mohon tunggu...
Putri EkaSari
Putri EkaSari Mohon Tunggu... Lainnya - Karyawati

Semoga menulis menjadikan amal shalih yang bermanfaat

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Menyongsong "Hari Baru" di Puncak Sikunir, Dieng

1 Januari 2025   10:15 Diperbarui: 5 Januari 2025   13:01 409
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Pribadi - Puncak Sikunir, Dieng

Maka sampailah saya di area Dieng, tepatnya di titik Km 0. Dan kemudian saya dan rombongan beristirahat sebentar, sebelum akhirnya melanjutnya perjalanan ke area parkiran serta tiket masuk, dekat dengan Telaga Cebong.

Dengan membeli tiket Rp. 15.000/orang maka kami pun berangkat naik mendaki ke atas untuk berburu golden sunrise. Harga ini cukup terjangkau bagi semua kalangan, sehingga puncak Sikunir-Dieng masih menjadi favorit bagi banyak orang.

Bagi pengunjung, disarankan melakukan penanjakan maksimal setelah solat subuh. Agar bisa mendapatkan sensasi matahari terbit di atas Puncak.

Karena lokasi Puncak Bukit Sikunir yang berbeda dengan area Puncak pananjakan Gunung Bromo tempat melihat matahari terbit. Di tempat melihat sunrise, area Gn. Bromo tersedia lokasi lapang yang bisa digunakan untuk menggelar sajadah dan solat.

Sedangkan Puncak Sikunir Dieng memiliki area yang berbatu-batu, lebih sempit dan tidak landai. Sehingga disarankan untuk solat terlebih dahulu sebelum naik ke puncak bukit Sikunir. Namun kita juga bisa solat dan membeli makanan sambil beristirahat, di pos 1 yang sedikit lebih landai.

Saya sendiri membeli minum hangat atau cemilan telebih dahulu di area bawah bukit, agar perut terisi dan tak masuk angin. Karena di area puncak atas tidak terdapat cafe dan penjual minuman hanya ada di area pos 1. Namun tentu harganya berbeda dengan di bawah sebelum naik menanjak.

Di area bawah bukit juga terdapat toko penjaja topi, syal, sarung tangan, kaos kaki ataupun jaket untuk perlengkapan naik ke atas puncak Sikunir. Barang-barang ini juga berguna untuk menghalau angin dingin selama mendaki. Sangat cocok untuk persiapan naik ke atas puncak.

Saya pun memutuskan untuk mengisi amunisi dengan menyantap indomie hangat di salah satu warung kopi. Rasanya maknyus untuk sarapan ringan di udara dingin Dieng.

Foto pribadi - Sarapan di kaki bawah Bukit Sikunir, Dieng
Foto pribadi - Sarapan di kaki bawah Bukit Sikunir, Dieng

Namun jangan khawatir, angin dingin di puncak Sikunir-Dieng kala Desember, atau musim penghujan tidak sedingin ketika musim kemarau. Di Musim kemarau, misalnya di bulan Juli-Agustus, kabarnya angin dinginnya menusuk bahkan tak jarang menyebabkan upas, atau embun salju beku.

Setelah membeli minum di toko area bawah puncak Sikunir, maka saya pun melanjutkan perjalanan mendaki ke puncak bukit. Area menuju puncak Sikunir terdiri dari tangga-tangga batu yang cukup terjal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun