"Ga ada apa-apa Rika.." Jawab Ana lagi. Seraya mulai kesal, khawatir kena prank tengah malam oleh Rika.
Rika menunjuk lagi ke arah makam semula, raut mukanya ketakutan setengah mati.
"Itu.. pocong nya keluar dari dalam kuburan, ia melayang-layang di atas kuburan" Katanya lagi, dengan panik.
Beberapa teman mulai beristighfar, dan membaca ayat kursi untuk mengusir rasa takut yang menggelayut.Â
"iya ga ada apa-apa Ka.. kamu halu kali Ka.." Sambung Arin antara takut juga gemas. Khawatir Rika hanya berusaha menakut-nakuti kami saja.
Ia tak melihat apa-apa di antara kuburan, hanya gelap yang pekat.
"Ayo.. kita langsung jalan aja terus ke arah tenda.." Kata Aisyah, Sang ketua Regu Cendrawasih. Mencegah ribut di belakang, hatinya mulai ketakutan juga.
Ratih di sebelah Rika langsung praktis menarik tangan Rika untuk mulai berjalan dan berlalu meninggalkan area pemakaman.
Saya hanya bergidik ngeri, sambil berjalan cepat, setengah berlari seraya menunduk. Rasanya ingin cepat sampai area tenda. Namun seolah waktu berjalan begitu lambat diantara kami yang kocar kacir, setengah berlari sambil terus berusaha berdoa dengan khusyuk.
Sementara Rika masih saja menoleh ke arah kuburan.. setengah ketakutan..
"Pocongnya hilang tih, seperti asap yang tiba-tiba memudar" Katanya lagi kepada Ratih yang berada di sebelahnya. Membuat Ratih yang pemberani hanya menelan ludah, menggeleng dan menarik tangan Rika agar terus berjalan, berlari cepat.