"Eh.. jalan nya cepetan yuk" Kata Kayla meminta kami bergegas melewati area depan kamar mandi yang gelap.
"Iya Kay, kabarnya di kamar mandi suka ada yang nangis malam-malam.. Hi.." Sambung Arin.
"Hi... jangan sampai ketemu hantu si Mumun.. yang kabarnya suka nyamar pakai seragam pramuka,," Jawab Ana, diikuti teman-teman yang spontan mempercepat langkah.
Hembusan angin menderu, diantara pepohonan tinggi nan lebat. Yang bersebelahan dengan semak belukar, seolah berbisik-bisik di telinga, menambah seram rasanya.
Udara dingin dan lembab malam terasa semakin mencekam. Diiringi bunyi jangkrik dan serangga lainnya yang seolah berlomba mengeluarkan suara. Lolongan anjing pun ikutan bersahutan, menyapa lantang di kejauhan.
"Eh gengs.. hati-hati.. jangan bengong ya.. kita mau lewatin kuburan nie.." Ucap Atik mengingatkan kami.
"Ati-ati, kabarnya ada yang pernah kesurupan lho karena bengong" Lanjutnya lagi.
"Kita lari ngibrit aja yuk pas lewat.." Jawab Kayla mulai mengusulkan.
"Gengs, kita ga boleh terpecah loh.. Kita masih harus mengumpulkan bendera.."Aisyah mengingatkan.
Kami pun menyusuri jejak, mengumpulkan bendera merah di beberapa titik tertentu, sebelum melewati semak kuburan. Yang dilengkapi dengan memecahkan teka teki yang ditaruh di tangkai bendera. Masing-masing kelompok peserta akan diberikan clue oleh pembina regu.
Setelah beberapa ratus meter kemudian, Saya dan teman-teman menyusuri jalan gelap serupa kuburan dengan batu nisan dari kejauhan. Entah itu adalah area pemakaman atau sekedar buatan, untuk uji nyali saja.