Mohon tunggu...
Putri EkaSari
Putri EkaSari Mohon Tunggu... Lainnya - Karyawati

Semoga menulis menjadikan amal shalih yang bermanfaat

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Balada Patah Hati yang Akhirnya Menemukan Jawaban

12 Mei 2024   10:42 Diperbarui: 6 November 2024   20:33 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jodoh yang menjadi jawaban dari balada patah hati ini, baru saya temui setelah bertahun kemudian. Dan saat itu, saya baru menyadari bahwa fasa ini dapat di akhiri dengan lebih mudah. Ketika menikah, terutama dengan orang yang tepat.

Karena memiliki pasangan yang baik di saat yang tepat dan memiliki anak-anak yang sehat, nyaris membuat saya lupa akan patah hati.

Dari fase pernikahan, kita sebagai manusia dapat lebih saling menyesuaikan diri secara keseluruhan. Bukan hanya kepura-puraan, bukan pula sekedar kata manis dan rayuan gombal.

Setelah menikah baru saya memahami dan mensyukuri, bahwa ternyata jodoh yang Allah berikan itulah yang paling sesuai dengan kebutuhan saya. Tentu tidak semua hal persis sama dengan yang di dambakan.

Dan tentu ada saja perbedaan yang membuat kesal  dan bersedih bahkan dalam banyak hal kecil. Misalnya si Istri suka makan A, suami suka B. Jarak yang memisahkan, ataupun perbedaan sikap dalam mengasuh anak, menyikapi beda kondisi keluarga masing-masing. Dan masih banyak problematika lainnya.

Namun ikatan pernikahan menjadi suatu komitmen, yang harus di sadari dengan penuh tanggung jawab oleh suami dan istri. Sehingga kedua pihak mencari jalan tengah dari setiap permasalahan dalam kehidupan. 

Pantaslah dalam islam, menikah adalah ibadah yang meyempurnakan separuh agama. Karena esensi pembelajarannya seumur hidup dalam suka maupun duka. 

-Catatan patah hati yang nyaris terlupakan- 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun