"Apa ini?""Kau tidak tahu? Ini adalah narkotika jenis serbuk"
"Apa maksudmu ??" tanya Aldo dengan keheranan.
"Aku hanya menawarkannya kpdmu, tertarik mencoba?"
"Tidak! Dari mana kau bisa mendapatkan benda haram itu?"
Aldo memarahi Niskala dengan penuh kekesalan. Bagaimana tidak, ia tidak percaya bahwa temannya itu adalah pengguna narkoba. Namun, karena ia teman dekatnya, terpaksa ia harus merahasikannnya dari siapapun tanpa ada yang mengetahui bahkan pada orang tua Niskala.
Tiba-tiba lonceng berbunyi menandakan proses belajar akan segera dimulai. Saat PBM, Niskala tiba-tiba tersungkur disamping meja. Ia merasa pusing tujuh keliling. Ia terlihat pucat, padahal tadi pagi ia masih terlihat sehat.
"Kau tidak apa-apa?" Tanya Bu Retno
"Tdak Bu, aku hanya pusing biasa"
"Sebaiknya kau pulang saja, kau terlihat pucat"
Kemudian Niskala memilih untuk kembali ke rumah. Mengingat setiap pagi ibunya keladang, Niskala tidak tahu harus berbuat apa dengan keadaanya saat ini. Ia lekas pergi kekamarnya dan tidur diatas ranjangnya.
Beberapa lama kemudian ibunya datang. Ia melihat ada sepatu tergeletak didepan pintu teras. Ia tahu bahwa Niskala datang kerumah. Ia pun masuk dan menghampiri putra semata wayangnya itu.