Hal yang paling bermakna didunia
Kebiasaan menolak ketika diajak berkumpul membuat teman-temannya menjadi mengeluh meskipun ia pasti menolaknya dengan cara yang halus namun tentu saja teman-temannya pasti mencurigainya
"Man ayo ikut kumpul"tawar kawan-kawan Lukman
"Waduh Afwan teman-teman saya tidak bisa" jawabnya
"Kenapa kau selalu menolak ketika kami ajak?"kesal temannya suatu saat
"Afwan ya teman"
Kebiasaan menolak ajakan temannya berawal tiga bulan yang lalu tapi saat ditanya alasannya ia tak pernah mau menjawabnya membuat teman-temannya mencurigainya
***
Remaja laki-laki itu segera kembali ke rumahnya ia lantas melakukan hal seperti biasanya dengan penuh kesabaran dan ketelatenan, dia melakukannya dengan senyum yang tak hilang dari wajahnya, diambilnya makanan dan minuman yang ada di dapur dan mulai menyuapkan sesuap demi sesuap nasi pada seseorang yang terbaring itu.
Setelah semuanya selesai ia langsung membersihkan rumahnya, juga tempat seseorang itu terbaring.
***
Saat ini remaja itu sedang sibuk berkutik di depan alat-alat elektroniknya,mulai mengerjakan pekerjaannya untuk membenarkan TV,HP,radio ataupun juga laptop pelanggannya,dengan penuh ketelitian ia membenarkan alat-alat itu demi memuaskan hati pelanggannya.
"Mas ini saya mau benerin TV saya,bisa?"
"Masya Allah, bisa pak ditaruh dekat pintu itu saja,sabar ya pak ini soalnya masih banyak"
"Ya, mas ndak apa-apa yang penting jadi, saya tinggal dulu ya mas"
"Baik pak, hati-hati"
Di ruko kecil dekat persimpangan jalan adalah tempatnya membuka jasa servis alat elektronik,ia berangkat dari rumah jam 07.00 pagi karena banyak sekali pelanggannya yang menunggunya.
Ketika jam menunjukkan pukul 08.00 malam ia pun kembali ke rumah dan merawat tubuh ringkih yang terbaring di tempat tidur itu.
Begitulah setiap hari sehingga ia tak punya waktu untuk berkumpul bersama teman-temannya seperti dahulu lagi.
Suatu saat teman-temannya sangat penasaran dengan apa yang sebenarnya dilakukan oleh sahabatnya itu, lantas mereka membuntutinya,saat ia baru pulang dari toko untuk membeli perlengkapan dapur
"awas pelan-pelan nanti ketahuan" kata salah seorang teman Lukman
****
Seperti biasanya sebelum berangkat ke ruko ia akan merawat tubuh ringgkih itu dan juga membersihkan semua seisi rumahnya,barulah ia berangkat, semua itu ia lakukan karena itu adalah tanggung jawabnya,dengan sabar ia usap tangan,muka dan kaki ibunya dengan urut-urutan berwudhu setelah itu ia memakaikan sebuah mukena kesukaan ibunya lantas ia pun segera bersiap untuk mendirikan salat,
"sudah siap bu?"tanya pemuda itu pada ibunya lantas tubuh ibunya pun langsung didudukkan di kursi roda nya,pemuda itu membawa ibunya untuk pergi ke masjid untuk menunaikan salat wajib.
Krekkk....
Terdengar ada suara batang pohon kayu dari samping rumahnya yang seperti diinjak oleh seseorang,pemuda itu pun awalnya curiga namun dia tak menghiraukan dan lebih mementingkan berjalan ke masjid sambil mendorong kursi roda itu.
"Haduh hampir saja kita ketahuan,kamu ini hati-hati kek" kata salah seorang teman Lukman
Sesampainya di masjid,pemuda itu pun lantas mengumandangkan adzan dan mulai mendirikan salat berjamaah.
Hal yg dilakukan oleh teman-teman Lukman hanya mampu menatap melihat aktivitas yang dilakukan oleh temannya itu,tidak ada yang mencurigakan memang,namun mereka tak menyangka ternyata setiap menjelang adzan berkumandang temannya selalu membawa ibunya dari rumah menuju kemasjid untuk menunaikan ibadah wajib, mereka tak menyangka bahwa temannya mau melakukan perbuatan tersebut dan itulah ternyata mengapa ia tak pernah mau untuk diajak berkumpul bersama lagi.
****
Keesokan harinya teman-teman Lukman mencoba mencari ruko Lukman,yang mereka tak sengaja dengar dari tetangganya yang sehabis servis elektronik di sana dan tetangganya bilang jika ada remaja muda yang membuka ruko di sana dan membuka jasa service elektronik yang mereka ketahui dia adalah Lukman sahabatnya.
Lantas karena rasa penasaran itu pun akhirnya mereka berbondong-bondong pergi ke sana untuk memastikan apakah benar bahwa Lukman telah membuka ruko di sana.
"Hai Lukman apa yang sedang kamu lakukan"kata teman-temannya
Lukman pun lantas terkejut melihat kedatangan teman-temannya yang tak disangka-sangka.
"Apa yang kalian lakukan di sini?" tanya Lukman terkejut
"Man seharusnya kamu itu tidak perlu menyembunyikan ini semua dari kami, kita adalah sahabat ketika kamu dalam keadaan terpuruk ketika kamu keadaan susah kita pasti akan menolongmu tak perlu kamu menghindar dari kami, apakah kami ini benar sahabatmu Lukman?jika benar izinkan kami untuk membantumu"
"Afwan ya teman kalian ini memang sahabatku namun aku tak mau merepotkan kalian"
"Man bolehkah aku bertanya apa yang sebenarnya terjadi kepada ibumu?"
"Ya,jadi tiga bulan yang lalu ibuku terjatuh dari kamar mandi saat aku berkumpul bersama kalian,akhirnya ibuku menderita sakit stroke dan yang dulunya ibuku selalu merawatku dari kecil hingga sekarang dan sekarang saat ibuku sedang sakit seperti ini tak mungkin aku membiarkannya merawatku kembali, aku yang akan merawatnya aku tak punya waktu untuk sekedar berkumpul bersama kalian seperti dulu lagi ibuku pun sudah tak bisa mencari uang lagi dan sekarang aku sudah dewasa seharusnya aku harus bisa untuk mencari uang dan sekarang pengalaman-pengalaman yang ku dapatkan dari masa sekolah dulu kugunakan sekarang untuk membuka jasa service elektronik untuk membiayai hidup ku dan juga ibuku, bukannya aku tidak mau bercerita dengan kalian tapi karena aku tidak mau membuat kalian sedih ataupun kepikiran tentang diriku" terang Lukman
"Man kita semua sangat bangga punya teman kayak kamu"ujar salah seorang teman Lukman
Hingga di suatu malam penyakit stroke yang diderita oleh ibu Lukman semakin tambah parah sehingga Allah pun mengambil nyawa orang tua tersebut,air mata pun tak mampu ditahannya, pemuda itu terus mengusap air matanya
"Sudahlah man ikhlaskan saja ibumu, ketika kamu mengiklaskan pasti beliau akan pergi dengan tenang" kata teman Lukman sambil mengusap pelan pundak Lukman dengan Lukman
" aku hanya sedih karena sudah tak ada lagi yang bisa aku rawat dan kuajak pergi ke masjid ketika salat wajib tiba,tidak ada yang bisa aku suapi kembali,tidak ada yang bisa kupakaikan mukena kesukaan nya,tidak ada pelukan hangatnya lagi, lagi,hal yang paling aku sayangi didunia ini telah pergi untuk selama lamanya,dan sekarang aku akan tinggal sendiri di dunia ini"
"Apa yang kau bicarakan Lukman?kan kamu punya kita, kita kan sahabat,jangan lupakan itu,kamu punya kita kita punya kamu"
"Allah maha besar dan Allah maha tahu, sabar ya"satu persatu pelayat itu mulai meninggalkan TPU itu
Malam itu langit pun seakan jadi saksi, Lukman menitikkan tinta hitam itu kedalam kertas putih bersih dan mulai meninggalkan tulisan disana, seakan-akan ia sedang berdialog dengan ibunya
Sujudku hari ini untuk mendoakan mu ibu
Aku merindukan peluk hangat mu
Aku ingin bercerita lagi dengan mu
Aku ingin menikmati lagi masakan mu
Hidup ku sekarang hanya untuk mu ibu
Tenang disana ibu,aku menyayangimu
Butiran bening mengalir dari kelopak mata lelaki itu.
Tamat
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H