Namun hal itu juga dilakukan oleh pihak oposisi/calon-calon lain yang juga mengincar kemenangan mereka.
Mempengaruhi pilihan dengan politik uang pada akhirnya akan berdampak buruk bagi masyarakat sendiri.Â
Praktik ini akan menghasilkan pemimpin yang tidak tepat untuk memimpin.Â
Kebijakan dan keputusan yang mereka ambil kurang representatif dan akuntabel.
Kepentingan rakyat berada di urutan sekian, setelah kepentingan dirinya, donatur, golongan, atau partai politisi.
Calon yang terpilih karena korupsi politik ini juga akan mendorong korupsi di sektor-sektor yang lain.Â
Hal ini terjadi karena figur tersebut mengumpulkan uang "balik modal" yang dikeluarkannya selama kampanye.Â
Ketika sudah terkumpul mereka akan memanfaatkan untuk mencari pundi-pundi yang lebih. Naudzubillahi min zalik.
Korupsi bisa berdampak pada internal instansi yang dipimpin ataupun kepada masyarakat.Â
Di internal, korupsi bisa terjadi dalam bentuk jual beli jabatan atau pada pengadaan barang dan jasa.Â
Sedangkan dampaknya kepada masyarakat, akan terlahir kebijakan yang tidak memihak mereka, pungutan liar, hingga pemotongan anggaran untuk kesejahteraan rakyat.