Mohon tunggu...
PUTRI APRILIA
PUTRI APRILIA Mohon Tunggu... Editor - Universitas Pendidikan Indonesia

Saya adalah seorang mahasiswa prodi Bahasa dan Sastra Indonesia di Universitas Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Analisis Semiotik dalam Jingle "Cerdas Memilih Tontonan" oleh Lembaga Sensor Indonesia

21 November 2023   14:00 Diperbarui: 21 November 2023   14:05 608
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pengulangan lirik dua kali dalam jingle ini mungkin dimaksudkan untuk memberikan kesan dan pengingatan yang kuat. Pembuat jingle ingin memastikan bahwa pesan tentang pentingnya memilih tontonan dengan bijak benar-benar tersampaikan dan ditanamkan dalam pikiran penonton. Dengan demikian, pesan ini adalah panggilan kepada penonton untuk aktif dalam pemilihan tontonan mereka dan untuk berpikir kritis tentang dampak yang mungkin dimilikinya.

           

Agar selalu awas memilah sendiri

Budayakan menyensor sendiri

Budaya sensor mandiri

            Lirik "Agar selalu awas memilah sendiri, budayakan menyensor sendiri, budaya sensor mandiri" mengandung pesan yang mendalam tentang tanggung jawab individu dalam mengonsumsi media. Lirik ini menggarisbawahi pentingnya penonton untuk berpikir kritis dan selektif dalam memilih tontonan mereka.

"Pandai memilah sendiri" merupakan sebuah pesan yang mengingatkan kita untuk tidak hanya menerima apa pun yang disajikan oleh media tanpa pertimbangan. Ini mendorong kita untuk menjadi penonton yang cerdas, mampu memilah mana yang bermanfaat dan sesuai dengan nilai-nilai pribadi kita.

"Budayakan menyensor sendiri" adalah pesan tambahan yang menyatakan bahwa kita juga memiliki peran dalam menyaring dan menilai konten media. Ini berarti kita harus memiliki kemampuan untuk mengidentifikasi konten yang mungkin tidak sesuai, berbahaya, atau tidak mendidik, dan kemudian membuat keputusan untuk tidak mengonsumsinya.

Terakhir, "budaya sensor mandiri" adalah sebuah panggilan untuk membentuk budaya di mana individu-individu memiliki kemampuan untuk melakukan penyensoran sendiri terhadap media yang mereka konsumsi. Pesan ini merangsang pemirsa untuk aktif dalam pengambilan keputusan mereka tentang apa yang mereka tonton dan bagaimana media memengaruhi pemikiran dan perilaku mereka. Keseluruhan, pesan dalam lirik ini menekankan pentingnya kesadaran dan tanggung jawab individu dalam mengonsumsi media serta kemampuan untuk mengambil tindakan yang cerdas dan bijak dalam memilah tontonan.

Kesimpulannya adalah bahwa iklan ini memiliki pesan yang sangat relevan dan penting dalam era modern di mana media dan teknologi informasi semakin mendominasi kehidupan sehari-hari. Iklan ini menyoroti pentingnya pemilihan tontonan yang cerdas, bijak, dan selektif. Pesan dalam iklan ini mendorong penonton untuk lebih berpikir kritis tentang konten media yang mereka konsumsi dan untuk menjadi lebih sadar akan dampaknya pada perkembangan pribadi, budaya, dan sosial.

Selain itu, iklan layanan masyarakat tentang tontonan juga menekankan peran orang tua dan keluarga dalam membimbing anak-anak mereka dalam memilih tontonan yang sesuai dengan usia dan nilai-nilai keluarga. Iklan ini juga menyoroti potensi risiko yang terkait dengan konten media yang tidak sesuai, seperti ujaran kebencian, pornografi, isu politik dan SARA, serta dampak negatif pada anak-anak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun