Mohon tunggu...
PUTRI APRILIA
PUTRI APRILIA Mohon Tunggu... Editor - Universitas Pendidikan Indonesia

Saya adalah seorang mahasiswa prodi Bahasa dan Sastra Indonesia di Universitas Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Analisis Semiotik dalam Jingle "Cerdas Memilih Tontonan" oleh Lembaga Sensor Indonesia

21 November 2023   14:00 Diperbarui: 21 November 2023   14:05 608
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mudahkan penetrasi

Merasuki generasi

Tak ada filterisasi budaya

            Dalam lirik tersebut, kita melihat bahwa "teknologi" adalah tanda yang menggambarkan perkembangan teknologi dan komunikasi. "Menyebarkan informasi" mencerminkan peran media dalam menyampaikan berbagai informasi. "Mudahkan penetrasi" menunjukkan bahwa teknologi memungkinkan informasi mencapai banyak orang. "Merasuki generasi" menggambarkan pengaruh media terhadap generasi muda. Akhirnya, "Tak ada filterisasi budaya" menyoroti pentingnya pemilihan tontonan yang bijak untuk menjaga nilai-nilai budaya. Dalam keseluruhan lirik, pesan yang disampaikan adalah pentingnya kesadaran dalam memilih tontonan dalam era teknologi dan media yang begitu dominan, terutama untuk melindungi budaya dan generasi muda dari pengaruh yang mungkin tidak diinginkan.

Ujaran kebencian

Sadistis pornografi

Isu politik dan SARA

Memecah belah bangsa

Eksploitasi ke anak-anak

            Lirik ini  mencakup beberapa isu sensitif dalam masyarakat, dan dapat diuraikan sebagai berikut:  Lirik pertama "Ujaran Kebencian," mencerminkan kekhawatiran tentang penyebaran pesan yang mengandung kebencian, diskriminasi, atau intoleransi terhadap kelompok tertentu melalui media. Isu ini telah menjadi perhatian serius karena penggunaan media sosial yang sering digunakan sebagai platform untuk menyebarkan ujaran kebencian.

Lirik berikutnya, "Sadistis Pornografi," merujuk pada konten pornografi yang menggambarkan tindakan kekerasan atau sadisme. Hal ini menunjukkan keprihatinan terhadap dampak negatif dari konten pornografi yang bisa merusak moral dan kesejahteraan individu. Kemudian, "Isu Politik dan SARA" mengacu pada ketegangan politik dan konflik sosial yang sering kali muncul dalam konteks isu-isu politik dan SARA (Suku, Agama, Ras, dan Antargolongan). Isu-isu ini dapat memicu ketegangan dan konflik yang memecah-belah masyarakat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun