Mohon tunggu...
PUTRI APRILIA
PUTRI APRILIA Mohon Tunggu... Editor - Universitas Pendidikan Indonesia

Saya adalah seorang mahasiswa prodi Bahasa dan Sastra Indonesia di Universitas Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Analisis Semiotik dalam Jingle "Cerdas Memilih Tontonan" oleh Lembaga Sensor Indonesia

21 November 2023   14:00 Diperbarui: 21 November 2023   14:05 608
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Iklan Layanan Masyarakat (ILM) bisa diartikan sebagai pesan atau pengumuman yang disebarkan tanpa biaya kepada masyarakat untuk mendukung program, kegiatan, atau layanan yang disediakan oleh pemerintah, baik pusat maupun daerah, atau untuk mendukung inisiatif sosial yang dikelola oleh organisasi nirlaba. Selain itu, iklan layanan masyarakat juga bisa berupa pemberitahuan lain yang dianggap bermanfaat bagi masyarakat secara umum (Crompton dan Lamb, 1986: 428).

            Iklan Layanan Masyarakat (ILM) adalah bentuk iklan yang bersifat sosial dan independen. Ia tidak terikat pada aspek bisnis, politik, atau agama. Secara visual, ILM tidak berbeda jauh dengan iklan komersial, dan keduanya bertujuan sebagai media komunikasi visual untuk memengaruhi audiensnya, mendorong mereka untuk mengikuti pesan yang terkandung dalam ILM tersebut. Oleh karena itu, perencanaan ILM mengikuti prinsip-prinsip yang sama seperti perencanaan iklan komersial.

            Analisis isi (content analysis) adalah suatu metode penelitian yang mengkaji secara mendalam isi dari informasi tertulis atau dicetak dalam berbagai media massa. Metode ini pertama kali dikembangkan oleh Harold D. Lasswell, yang memperkenalkan teknik symbol coding, yaitu proses pencatatan lambang atau pesan secara sistematis, yang kemudian diberi interpretasi. Penulis menganggap bahwa analisis isi dapat digunakan untuk menganalisis berbagai jenis komunikasi, termasuk surat kabar, berita radio, iklan televisi, dan berbagai dokumen lainnya. Oleh karena itu, dalam pesan yang disampaikan melalui Iklan Layanan Masyarakat berjudul "Jingle Cerdas Memilih Tontonan," terlihat bahwa isi pesan dalam iklan ini dirancang sedemikian rupa agar bersifat inspiratif dan menarik, dengan tujuan menyampaikan pesan terkait tentang filtrasi tontonan kepada penonton. Dalam penjelasan berikut, akan diuraikan lirik serta berbagai adegan yang terdapat dalam iklan tersebut.

            Iklan Layanan Masyarakat ini dimulai dengan menampilkan seorang anak laki-laki yang sedang asyik bermain dengan handphone di kamarnya. Kemudian adegan berlanjut ke luar angkasa, di mana sebuah roket berubah menjadi dua orang dewasa yang sedang bermain bola. Ternyata, semua ini adalah konten yang sedang ditonton oleh si anak.

Selanjutnya, anak itu melihat seorang konten kreator yang sedang membuat video kreatif. Namun, si anak bingung dan tidak mengerti maksud dari video tersebut. Lalu, adegan berikutnya menampilkan teks berjalan yang berisi berita palsu (hoaks) dan narasi berita negatif yang sedang ditonton oleh si anak. Ia juga melihat seorang konten kreator lainnya yang sedang melukis dan seorang lagi yang sedang bermain piano. Dalam adegan selanjutnya, ibu si anak laki-laki masuk ke kamar bersama adik perempuannya. Si anak pun memperlihatkan video konten piano yang ia tonton tadi, dan ibunya merasa senang. Si anak merasa terinspirasi dan tertarik untuk menjadi seorang pianis. Dengan memilih tontonan yang cerdas, anak-anak dapat terinspirasi dan mendapatkan pengalaman yang positif. Iklan ini mengajak penonton untuk bijak dalam memilih konten yang mereka tonton, sehingga mereka dapat terhindar dari hoaks dan berita negatif, serta mendapatkan inspirasi yang lebih positif.      

Adegan selanjutnya menampilkan seorang anak laki-laki lain yang sedang bermain di laptop. Namun, ia tiba-tiba terperangkap dalam lautan informasi hoaks dan berita negatif, dan sayangnya, ia terus meneruskannya.  Kemudian, ada perbandingan antara tontonan anak-anak yang mendapatkan bimbingan dari orang tua mereka dan yang tidak mendapatkan bimbingan. Anak laki-laki dari adegan awal menjadi lebih positif dan fokus pada minatnya untuk bermain piano, sedangkan anak laki-laki yang terjatuh dalam lautan informasi negatif terus berselancar tanpa menyaring informasi.

Adegan lain menunjukkan konten-konten yang tidak sesuai dengan norma masyarakat. Anak laki-laki dari adegan awal bisa menyaring konten tersebut dan tidak meniru perilaku yang tidak pantas, karena ia fokus pada minatnya untuk bermain piano. Selanjutnya, tampil gambar otak anak yang penuh dengan warna-warni, menggambarkan bahwa dengan memilih tontonan yang tepat, anak-anak dapat mengembangkan diri mereka sesuai dengan arahan orang tua dan kesadaran mereka dalam menyaring tontonan.

Iklan ini diakhiri dengan penampilan sumber video, yaitu Lembaga Sensor Film Republik Indonesia, yang memberikan pesan penting tentang pentingnya pemilihan tontonan yang cerdas dan positif. Dengan begitu, anak-anak dapat tumbuh dan berkembang dengan baik dalam lingkungan media yang sehat.

Berikutnya adalah analisis lirik yang akan dijelaskan di bawah ini,

Berpacunya teknologi

Menyebarkan informasi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun