2.3.2Jenis Gaya Kepemimpinan
Terdapat bermacam jenis gaya kepemimpinan yang dapat digunakan oleh seorang pemimpin dalam mempengaruhi bawahannya agar mereka dapat menyelesaikan tugas dan pekerjaan dalam organisasi secara efektif dan efisien. Menurut Siagian (2016:31-37) jenis-jenis gaya kepemimpinan tersebut adalah sebagai berikut
1.Gaya Kepemimpinan Otokratik
Dilihat dari segi persepsinya, gaya kepemimpinan otokratik adalah gaya kepemimpinan seorang pemimpin yang egois. Egonya yang sangat besar menumbuh kembangkan persepsi bahwa tujuan organisasi identik dengan tujuan pribadinya dan oleh karaena itu organisasi diperlakukan sebagai alat untuk mencapai tujuan pribadinya.Dengan demikian, seorang pemimpin yang otokratik dalam praktik akan memiliki ciri atau menggunakan gaya kepemimpinan yang:
a.Menuntut ketaatan penuh dari para bawahan;
b.Dalam menegakkan disiplin menunjukkan kekuatan;
c.Bernada keras dalam pemberian perintah atau instruksi;
d.Menggunakan pendekatan punitif dalam hal terjadinya penyimpangan oleh bawahan
2.Gaya Kepemimpinan Paternalistik
Ditinjau dari segi nilai-nilai organisasioanl yang dianut, biasanya seorang pemimpin yang paternalistik mengutamakan kebersamaan. Nilai demikian terungkap dalam kata "seluruh anggota organisasi adalah anggota satu keluarga besar" dan pernyataan lain yang sejenisnya. Dengan demikian gaya kepemimpinan paternalistik adalah gaya kepemimpinan yang mengutamakan nilai kebersamaan dan keadilan. Berdasarkan nilai kebersamaan itu, dalam organisasi yang dipimpin oleh seorang pemimpin yang paternalistik kepentingan bersama dan perlakuan yang seragam terlihat menonjol pula. Artinya, pemimpin yang bersangkutan berusaha untuk memperlakukan semua orang yang terdapat dalam organisasi secara adil.
3.Gaya Kepemimpinan Kharismatik
Gaya kepemimpinan karismatik adalah gaya kepemimpinan yang dilakukan dengan cara menonjolkan karisma atau citra dari pemimpinnya sendiri. Tidak banyak hal yang dapat disimak dari literatur yang ada tentang kriteria kepemimpinan yang kharismatik, akan tetapi pemimpin yang karismatik adalah pemimpin yang dikagumi oleh banyak pengikut, meskipun para pengikut tersebut tidak selalu dapat menjelaskan secara konkrit mengapa pemimpin itu dikagumi.
Gaya kepemimpinan karismatik ini amatlah berkaitan dengan self-branding yang dilakukan oleh seseorang. Contohnya adalah bagaimana Elon Musk menggunakan self-brandingnya sendiri baik untuk kepentingan kepemimpinannya maupun mendapatkan eksposur luar biasa besar dari publik terhadap perusahaan atau produk yang dibangunnya.
4.Gaya Kepemimpinan Laissez Faire (Delegatif)
Nilai-nilai yang dianut oleh seorang pemimpin yang menggunakan gaya kepemimpinan Laissez Faire adalah dengan menyelenggarakan fungsi-fungsi kepemimpinannya yang biasanya bertolak dengan nilai filsafat hidup bahwa manusia memiliki rasa solidaritas dalam kehidupan bersama, taat pada norma-norma yang telah disepakati bersama, mempunyai rasa tanggung jawab atas tugas yang diberikan. Bertolak dari nilai-nilai tersebut, sikap seorang pemimpin tipe laissez faire dalam memimpin organisasi dan para bawahannya adalah persmisif, berarti bahwa para anggota organisasi boleh bertindak sesuai dengan hati nurani asalkan kepentingan bersama tetap terjaga serta tujuan organisasi dapat tercapai.
5.Gaya Kepemimpinan Demokrasi
Dari kalangan ilmuwan maupun di kalangan praktisi terdapat kesepakatan bahwa tipe pemimpin yang paling ideal dan paling didambakan adalah pemimpin dengan gaya kepemimpinan demokrasi. Gaya kepemimpinan demokrasi adalah gaya kepemimpinan yang memandang perannya selaku koordinator dan integrator dari berbagai unsur dan komponen organisasi sehingga bergerak sebagai suatu totalitas. Dengan kata lain ia hanya mewakili dan menjembatani berbagai ide, aspirasi, keinginan, dan kepentingan semua anggota organisasi. Oleh sebab itu pendekatannya dalam menjalankan fungsi-fungsi kepemimpinannya adalah pendekatan yang holistik dan integralistik. Seorang yang demokratis biasanya sadar bahwa organisasinya mau tidak mau harus disusun sedemikian rupa sehingga dapat secara jelas menggambarkan aneka ragam tugas dan kegiatan yang tidak bisa tidak harus dilaksanakan tujuan dan sasaran organisasi.
6.Gaya Kepemimpinan Birokrasi
Gaya kepemimpinan birokrasi ini biasa diterapkan pada sebuah perusahaan dan akan efektif apabila setiap karyawan mengikuti setiap alur prosedur dan melakukan tanggung jawab rutin setiap hari. Tetap saja dalam gaya kepemimpinan ini tidak ada ruang bagi para anggota untuk melakukan inovasi karena semuanya sudah diatur dalam sebuah tatanan prosedur yang harus dipatuhi oleh setiap lapisan.
7.Gaya Kepemimpinan Partisipatif
Dalam gaya kepemimpinan partisipatif, ide-ide dapat mengalir dari bawah (anggota) karena posisi kontrol atas pemecahan suatu masalah dan pembuatan keputusan dipegang secara bergantian. Pemimpin juga memberikan ruang gerak bagi para bawahan untuk dapat berpartisipasi dalam pembuatan suatu keputusan serta adanya suasana persahabatan dan hubungan saling percaya antar pimpinan dan anggota.
8.Gaya Kepemimpinan Transaksional
Paya gaya kepemimpinan transaksional, cenderung terjadi interaksi antara pemimpin dan bawahan di mana pemimpin akan memberikan reward ketika bawahan berhasil melaksanakan tugas yang telah diselesaikan sesuai kesepakatan. Pemimpin dan bawahan memiliki tujuan, kebutuhan dan kepentingan masing-masing.
9.Gaya Kepemimpinan Transformasional
Dalam gaya kepemimpinan transformasional, pemimpin diharapkan dapat menginspirasi perubahan positif pada mereka (anggota) yang mengikuti. Para pemimpin jenis ini memperhatikan dan terlibat langsung dalam proses termasuk dalam hal membantu para anggota kelompok untuk berhasil menyelesaikan tugas mereka. Pemimpin cenderung memiliki semangat yang positif untuk para bawahannya sehingga semangatnya tersebut dapat berpengaruh pada para anggotanya untuk lebih energik. Pemimpin akan sangat memedulikan kesejahteraan dan kemajuan setiap anak buahnya.
10.Gaya Kepemimpinan Melayani (Servant)
Dalam gaya kepemimpinan ini hubungan yang terjalin antara pemimpin yang melayani dengan para anggota berorientasi pada sifat melayani dengan standar moral spiritual. Pemimpin yang melayani lebih mengutamakan kebutuhan, kepentingan dan aspirasi dari para anggota daripada kepentingan pribadinya.