Suluk mempunyai beberapa pengertian, menurut Sastroamidjojo (1984) beliau menyebutkan
bahwa suluk mempunyai dua pengertian, yakni: (1) suatu jenis puisi Jawa yang berisi ajaran
tasawuf atau mistik Islam; dan (2) nyanyian jenis atau tembang yang digunakan oleh dalang
untuk menggambarkan situasi dan kondisi pada suatu tempat, atau emosi seperti sedih,
gembira, tenang, marah, dan terkejut dari tokoh wayang kulit yang dilakonkannya.
Suluk juga dapat diartikan sebagai “tali pengikat”, karena karya-karya yang berupa puisi dan
yang berisi ajaran tasawuf itu dipakai sebagai petunjuk atau tali pengikat antara makhluk
dengan sekelilingnya, atau petunjuk seseorang untuk sampai pada makrifat Tuhan (Abdul
Haq, 1960:42-44) meskipun suluk dinyatakan sebagai petunjuk, namun perlu diingat bahwa
suluk ini penyampaiannya dalam bentuk puisi dan samar-samar, sehingga perlu
diterjemahkan untuk dapat mengetahui makna yang sebenarnya atau nilai-nilai yang
terkandung di dalamnya.
Suluk sujinah adalah salah satu kitab suluk mengajarkan pendidikan budi pekerti. Seperti
lazimnya jenis kitab-kitab suluk, suluk sujinah dituangkan dalam bentuk dialog antara Syekh
Purwaduksina dengan istrinya Dyah Ayu Sujinah mengenai asal mula kewajiban, tujuan dan
hakikat hidup menurut agama Islam, khususnya ajaran tasawuf. Diterangkan juga tahap-tahap
yang harus dilalui manusia dalam upayanya agar bisa luluh kembali kepada Tuhan. Adapun
tahapan itu terdapat empat, yaitu syariat, tarekat, hakikat, dan makrifat.
Tidak mudah untuk menemukan pendidikan budi pekerti dalam suluk sujinah yang sebagian
besar isinya membentangkan masalah jati diri manusia, apa saja yang akann dialami anak
manusia menjelang dan sesudah mati, dzat yang kekal dan lain-lain, hal yang tidak mudah
dipahami, karena dituangkan dalam bahasa yang sarat lambang. Adapun ungkapan budi
pekerti dalam suluk sujinah, yaitu sifat perbuatan lahiriyah, mati dalam hidup, dan sifat ahli
hakikat.
Sifat perbuatan lahiriyah
Dalam subab ini menjelaskan syariat, yaitu seperti sembahyang, sembahyang tidaklah sesulit
memuji orang. Dijelaskan bahwa seseorang yang hanya berhenti belajar pada tahap syariat
diibaratkan sebagai berdagang madu gula. Dalam mengarungi samudera kehidupan, manusia
pasti mengalami banyak rintangan hidup, maka dari itu banyak bicara saja tidak cukup, harus
dilakukan dengan perbuatan.
Lalu dalam hubungan suami istri, diutamakan istri harus berbakti dan menurut kepada suami.
Karena diibaratkan suami adalah guru yang harus dianut, dan istri yang utama adalah istri
yang dapat menjaga tutur katanya, dan tidak mudah terpengaruh oleh orang lain, dan tentu
saja patuh kepada suami.
Mati dalam hidup
Dalam kitab suluk sujinah dijelaskan makna dari makna dalam hidup yang berarti semata-
mata hanya patuh kepada perintah Tuhan. Lalu dijelaskan tapa, tapa dalam KBBI berarti
bertapa, lalu maksud dari bertapa adalah lalu dijelaskan dalam kitab suluk sujinah tapa ada empat macam yaitu:
1. Tapa ngeli: berserah diri dan mematuhi kehendak Tuhan, yang berarti
hanya mematuhi kehendak-Nya saja, karena Tuhan yang berkehendak, dan manusia
hanyalah pelaksana semata.
2. Tapa geniara: tidak sakit hati apabila dipercakapkan orang, yang berarti tidak perlu
sakit hati jika dibicarakan oleh orang lain, cukup diam saja.
3. Tapa banyuara: mampu menyaring kata dan tutur kata sanak saudara, tidak
terpengaruh orang lain, hanya mematuhi nasehat suami. Berarti dapat menyaring tutur
kata, jadi yang dikeluarkan bukan kata-kata yang menyakiti orang lain, dan bertekada
mematuhi aturan suami.
4. Tapa ngluwat : tidak membanggakan kebaikan, jasa maupun amalnya, yang berarti
jangan memperlihatkan kebaikan diri sendiri, kebaikan cukuplah dipendam sendiri,
dan hanya Tuhan yang tau.
Terhadap sesama selalu bersikap rendah hati dan tidak gemar bertengkar, lagi pula ia
menyadari bahwa setiap harinya manusia selalu harus pandai-pandai memerangi gejolak
hawa nafsu yang akan mejerumuskan dalam kesesatan. Mempunyai pengertian yang
mendalam bahwa pada hakikatnya manusia sebagai makhluk Tuhan adalah sama, setiap
orang mempunyai kekurangan dan kelebihan.
Dapat disimpulkan dari isi subab mati dalam hidup, yaitu bahwa sebagai hamba Tuhan ini
selalu sadar dan percaya, dan taat kepada-Nya, agar dalam kehidupan di dunia ini kita tidak
tersesat. Lalu dijelaskan lagi bahwa manusia menurut kodratnya adalah makhluk sosial, yang
tidak dapat hidup sendiri, dan bergantung kepada sesama manusia lain. Maka dari itu dalam
hidup bermasyarakat hendaknya mematuhi norma-norma yang berlaku, menjadi tutur kata,
berbudi luhur rendah hati, dan tidak mencampuri urusan orang lain, dan selalu bersyukur
kepada Tuhan atas segala nikmat. Di samping itu kita harus selalu sadar bahwa kita adalah
makhluk yang lemah, dan yang berkuasa hanyalah Tuhan.
Sifat ahli hakikat
Ahli hakikat yaitu berarti sabar, tawakal, tulus ikhlas. Pada tahap ini manusia telah mengenal
jati dirinya, yang dilambangkan tujuh lapis bumi dan tujuh lapis langit sebagai kelengkapan
ilmu, dan semuanya itu bersal dari Tuhan. Manusia yang telah memahami ilmu Tuhan
tidaklah berpikiran sempit, fanatik dan takabur, justru sifatnya toleran, tenggang rasa, saling
menghormati. Karena mereka tahu bahwa ilmu sejati, bersumber satu dan memiliki hakikat
yang sama. Ibaratnya sungai-sungai dari gunung manapun mata airnya, pasti akan bermuara
ke laut juga. Sebaliknya jikalau ia memperdebatkan kulit luarnya, berarti beranggapan benar
sendiri, dan belum sampai pada inti ajaran yang dicari. Orang yang telah sampai pada tahap
hakikat, tidak munafik dan tidak mempersekutukan Tuhan.
Dapat disimpulkan bahwa budi pekerti atau akhlak ini snagat penting. Mulai dari akhlak
kepada Tuhan hingga akhlak kepada sesama manusia. hal itu sudah jelas dikatakan dalam
suluk sujinah, yang membahas muai dari persoalan bagaimana kita harus taat kepada Tuhan,
dan bersosialisasi dalam masyarakat dengan memenuhi norma-norma yang berlaku.
Referensi :
Sindu Galba dkk, 1992. Suluk sujinah, Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,
hal.3
Alang-alang kumitir, www.alangkumitir.wordpress.com
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI