Mohon tunggu...
Putri PuspitaSari
Putri PuspitaSari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa STKIP PGRI TRENGGALEK

-

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Prinsipp Percakapan dalam Ilmu Pragmatik

16 April 2023   14:19 Diperbarui: 16 April 2023   14:25 790
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Implikatur konvensional dan implikatur percakapan adalah dua jenis implikatur dalam ilmu pragmatik. Berikut adalah penjelasan dan contoh dari masing-masing jenis implikatur tersebut:

1. Implikatur konvensional

          Implikatur konvensional adalah implikatur yang terkandung dalam arti literal dari suatu ucapan atau kata, berdasarkan konvensi atau aturan bahasa yang berlaku. Implikatur konvensional seringkali terkait dengan aspek gramatikal atau leksikal dari bahasa. Beberapa contoh implikatur konvensional antara lain:

  • Implikatur negatif: Penggunaan kata "tidak" dalam kalimat seringkali memberikan implikasi negatif, misalnya "Saya tidak suka makanan itu" memberikan implikasi bahwa makanan tersebut tidak enak.
  • Implikatur distributif: Penggunaan kata "semua" dalam kalimat seringkali memberikan implikasi distributif, misalnya "Semua anak-anak suka main" memberikan implikasi bahwa setiap anak suka main.
  • Implikatur kausal: Penggunaan kata "karena" dalam kalimat seringkali memberikan implikasi kausal, misalnya "Dia sakit karena makan terlalu banyak" memberikan implikasi bahwa makan terlalu banyak menyebabkan dia sakit.

2. Implikatur percakapan

          Implikatur percakapan adalah implikatur yang muncul dari konteks atau situasi komunikasi yang sedang terjadi, dan tidak terkandung dalam arti literal dari suatu ucapan atau kata. Implikatur percakapan seringkali terkait dengan aspek pragmatik atau kontekstual dari bahasa. Beberapa contoh implikatur percakapan antara lain:

  • Implikatur relevansi: Dalam konteks percakapan, penggunaan kata atau kalimat tertentu dapat memberikan implikasi relevansi terhadap topik yang sedang dibicarakan. Misalnya, jika sedang membicarakan tentang makanan, penggunaan kalimat "Kita bisa makan di restoran X" memberikan implikasi relevansi bahwa restoran X memiliki menu makanan yang enak.
  • Implikatur kuantitas: Dalam konteks percakapan, penggunaan kata atau kalimat tertentu dapat memberikan implikasi kuantitas, misalnya "Dia datang dengan banyak sekali hadiah" memberikan implikasi bahwa dia membawa banyak hadiah.
  • Implikatur direktif: Dalam konteks percakapan, penggunaan kata atau kalimat tertentu dapat memberikan implikasi direktif atau permintaan, misalnya "Bisakah kamu membuka jendela?" memberikan implikasi bahwa pembicara meminta pendengar untuk membuka jendela.
  • Implikatur presuposisi: Dalam konteks percakapan, penggunaan kata atau kalimat tertentu dapat memberikan implikasi presuposisi, yaitu asumsi yang dianggap benar oleh pembicara dan pendengar. Misalnya, "Anakmu sudah pergi ke sekolah?" memberikan implikasi presuposisi bahwa pembicara tahu bahwa pendengar memiliki seorang anak dan anak tersebut bersekolah.

          Grice juga menyatakan bahwa implikatur dapat dibedakan menjadi implikatur berbasis kualitas, kuantitas, relevansi, dan cara berbicara yang tepat. Implikatur berbasis kualitas terkait dengan kejujuran dan kebenaran ucapan, implikatur kuantitas terkait dengan jumlah informasi yang diberikan, implikatur relevansi terkait dengan keterkaitan informasi dengan topik pembicaraan, dan implikatur cara berbicara yang tepat terkait dengan penggunaan bahasa yang sesuai dengan situasi dan norma sosial. Contoh dari prinsip implikatur adalah ketika seseorang bertanya "apa yang dimasak untuk makan siang?" dalam situasi dimana biasanya di rumah selalu disiapkan makan siang. Dalam situasi ini, ada implikatur percakapan bahwa orang yang ditanya mempersiapkan makan siang di rumah. Implikatur ini tidak diungkapkan secara langsung, tetapi dapat dimengerti oleh lawan bicara karena konteks dan situasi yang ada.

D. Prinsip Situasi 

          Prinsip situasi dalam ilmu pragmatik menurut ahli Paul Grice mengacu pada penggunaan bahasa yang disesuaikan dengan konteks atau situasi komunikasi yang sedang terjadi. Menurut Grice, bahasa tidak hanya digunakan untuk menyampaikan informasi secara literal, tetapi juga digunakan untuk menyampaikan makna tersembunyi atau implisit yang dapat dipahami oleh lawan bicara.

          Grice mengemukakan bahwa dalam berkomunikasi, pembicara harus memperhatikan faktor-faktor situasional seperti latar belakang sosial, tujuan, dan kepentingan lawan bicara dalam mengartikan bahasa yang digunakan. Prinsip situasi juga mencakup pemilihan bahasa yang sesuai dengan konteks atau situasi yang sedang terjadi, serta mempertimbangkan norma-norma sosial yang berlaku dalam masyarakat.

Grice juga mengemukakan bahwa terdapat beberapa aspek situasi yang dapat memengaruhi pemahaman terhadap bahasa yang digunakan, yaitu:

  • Tempat dan waktu: Tempat dan waktu komunikasi dapat memengaruhi pemilihan bahasa yang tepat untuk situasi yang sedang terjadi. Misalnya, bahasa yang digunakan dalam konteks formal seperti rapat perusahaan akan berbeda dengan bahasa yang digunakan dalam konteks informal seperti ngobrol dengan teman di kafe.
  • Tujuan: Tujuan komunikasi juga memengaruhi bahasa yang digunakan. Misalnya, ketika berbicara dengan atasan, bahasa yang digunakan akan berbeda dengan ketika berbicara dengan rekan kerja sebaya.
  • Identitas: Identitas pembicara dan pendengar juga memengaruhi bahasa yang digunakan. Misalnya, dalam konteks komunikasi antara orang tua dan anak, bahasa yang digunakan akan berbeda dengan komunikasi antara teman sebaya.
  • Hubungan sosial: Hubungan sosial antara pembicara dan pendengar dapat memengaruhi bahasa yang digunakan. Misalnya, bahasa yang digunakan dalam konteks komunikasi formal seperti wawancara kerja akan berbeda dengan bahasa yang digunakan dalam konteks komunikasi informal seperti ngobrol dengan teman dekat.

          

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun