Aku menyesal kepada diriku, mengapa aku saat itu terlalu begitu percaya dengan ucapannya. Saat itu aku hanya bilang pada nyaÂ
'hati-hati ya kalau udah sampai kabarin aku, ya'
Kalimat simple tapi memiliki arti yang cukup luar biasa. Memang kedekatan kami begitu erat, tapi orang tua ku tidak mengetahuinnya. Mengapa?Karena, mereka tidak peduli akan tentang ku . Sampai sekarang mereka tidak pernah menanyakan akan kabar ku. Padahal, aku sudah terang-terangan bila ingin jalan dengan Andreas. Â Aku pun juga bingung dengan mereka.Â
Tapi aneh nya bila aku sudah pulang, mereka berantem tanpa ku tau permasalahannya apa yang mereka ributkan? Begitu aneh perilaku orang tuaku. Aku anak nya pun bingung dengan sifat mereka.Â
Ternyata sama saja memang aku ditakdirkan untuk hidup sendiri bila sudah di rumah, seperti tidak  ada kehidupan. Semua nya FLAT . Bila ada Andreas, banyak hal yang kami lakukan. Entah, itu hanya melihat pemandangan ataupun makan-makan di pinggir jalan. Semua penuh canda dan tawa ,tidak ada tangis maupun luka. Mungkin kini, aku kesepian kenangan itu menjadi boomerang bagiku. Kenangan itu menjadi tangis ku sepanjang malam.Â
Oh iyah, kini aku sudah berkuliah di salah satu Universitas Favorit aku mengambil jurusan yang melenceng dari impian kedua orang ku. Hingga mereka bercerai perihal masalah sempele ini saja. 'PERMASALAHAN MASA DEPAN'. Tapi, tak apa aku menjalani semuanya dengan  enjoy tanpa ada beban.Â
Terkadang bila ku mengingat masa SMA ku kembali begitu menyedihkan. Denganku menulis cerita ini akan membantu ku luput dari kenangan kelam itu jauh-jauh dari pikiran ku.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H